Jakarta (ANTARA) - PSM Makassar menyudahi penantian 23 tahun untuk keluar sebagai juara kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia seusai mengalahkan Madura United dengan skor 3-1 pada pekan ke-32 Liga 1 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Jumat malam.
Kemenangan ini mengantarkan PSM Makassar menduduki posisi pertama klasemen sementara Liga 1 Indonesia 2022/23 dengan torehan 72 poin dari 32 pertandingan.
Torehan poin dari Pasukan Ramang ini sudah tidak bisa dikejar oleh pesaing-pesaingnya memperebutkan gelar juara Liga 1 musim ini seperti Persib Bandung di posisi kedua dan Persija Jakarta di peringkat ketiga.
Ketiga alumni kompetisi perserikatan itu sebelumnya sempat bersaing ketat saling memperebutkan posisi pertama, namun akhirnya Sang Ayam Jantan dari Timur yang memang layak jadi kampiun.
Kesuksesan PSM Makassar menjadi juara kompetisi tentu tidak terjadi begitu saja. Berikut beberapa faktor serta hal yang membuat mereka menjadi tim paling tangguh musim ini.
Berikutnya: Berbenah cepat Setelah hampir tenggelam ke jurang degradasi pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2021/22
Berbenah cepat
Setelah hampir tenggelam ke jurang degradasi pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2021/22, PSM Makassar tidak tinggal diam dan langsung melakukan pembenahan.
Salah satu langkah krusial dari manajemen PSM adalah mengangkat Bernardo Tavares sebagai pelatih kepala menggantikan Joop Gall yang selama setengah musim 2021/22 menangani Wiljan Pluim serta kolega.
Tavares resmi diangkat menjadi pelatih kepala pada 10 April 2022 dan langsung melakukan gerak cepat dengan mendatangkan pemain sesuai kebutuhan.
Pemain-pemain yang nantinya menjadi sosok sentral di dalam skuad PSM seperti Everton Nascimento, Yuran Fernandes, Kenzo Nambu, Agung Mannan dan Ramadhan Sananta segera didatangkan.
Selain itu, Tavares juga tidak memiliki keraguan untuk mempromosikan beberapa pemain muda dari tim junior seperti Ananda Raehan, Dzaky Asraf, Sulthan Zaky dan Victor Dethan.
Berikutnya: Pra-musim yang maksimal
Pra-musim yang maksimal
Menjelang bergulirnya kompetisi Liga 1 Indonesia 2022/23, PSM turut ambil bagian pada turnamen pra-musim Piala Presiden 2022.
Pada ajang tersebut PSM tergabung dengan di Grup D bersama Arema FC, Persikabo 1973 dan Persik Kediri. Pada partai pertama Juku Eja mampu mengalahkan Arema 1-0, lalu takluk 0-1 dari Persikabo 1973 dan bermain imbang 0-0 kontra Persik.
Torehan empat poin dari tiga pertandingan cukup membawa PSM lolos ke babak perempatfinal untuk menghadapi Borneo FC.
Di antara jeda antara fase grup dan perempatfinal Piala Presiden, PSM juga harus tampil pada Piala AFC zona ASEAN dan tergabung di Grup H bersama Kuala Lumpur FC serta Tampines Rovers.
PSM mampu menduduki posisi pertama Grup H seusai bermain imbang tanpa gol kontra Kuala Lumpur FC dan mengalahkan Tampines Rovers 3-1. PSM berstatus sebagai juara grup karena unggul produktivitas gol dibandingkan Kuala Lumpur.
Setelah tampil di ajang Piala AFC zona ASEAN, PSM kembali berlaga pada babak babak perempatfinal Piala Presiden menghadapi Borneo FC.
Pada pertandingan yang digelar 3 Juli 2022 di Stadion Segiri, Samarinda, PSM harus takluk dengan skor 2-1 dari Borneo FC.
Meski mengakhiri perjalanannya pada babak perempatfinal, Tavares sudah memiliki bayangan dalam meramu tim untuk kompetisi Liga 1 Indonesia 2022/23.
Berikutnya: Kejelian Bernardo Tavares dalam memilih pemain
Kejelian Bernardo Tavares
Ketika Liga 1 Indonesia 2022/23 bergulir, PSM menandai diri dengan kemenangan atas PSS Sleman dengan skor 2-1 dan selanjutnya selama 13 pekan tak terkalahkan.
Pencapaian luar biasa ini tentu tidak terlepas dari kejelian Tavares dalam pemilihan pemain yang ia gunakan di setiap pertandingannya.
Mantan pelatih klub Maladewa New Radiant tersebut tidak ragu untuk menurunkan pemain-pemain muda seperti kiper Reza Arya Pratama, gelandang Ananda Raehan serta Dzaky Asraf.
Pemain-pemain muda tersebut oleh Tavares dikombinasikan dengan beberapa pemain senior dan berpengalaman seperti Yuran Fernandes, Wiljan Pluim, Yakob Sayuri dan beberapa nama lainnya.
Keberanian Tavares ini pada akhirnya benar-benar patut diapresiasi, karena beberapa pemain muda yang ia orbitkan mampu menembus tim nasional dari kelompok umur hingga senior.
Nama-nama seperti Yakob Sayuri, Yance Sayuri, Ramadhan Sananta serta Dzaky Asraf tercatat mampu menembus skuad Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Kombinasi pemain muda dan pemain berpengalaman nyatanya bisa membuat PSM benar-benar perkasa pada ajang Liga 1 Indonesia musim ini.
Selama 32 laga yang sudah dilewati musim ini, Juku Eja tercatat mampu memenangkan 21 pertandingan, mengamankan 9 hasil imbang dan hanya dua kali menelan kekalahan.
Berikutnya: Mental juara PSM
Mental juara PSM
Selain pemilihan pemain yang tepat, pada tim PSM Makassar musim ini terdapat mental juara yang benar-benar teruji dan hal itu terlihat pada beberapa pertandingan penting.
Wiljan Pluim beserta kolega tidak panik serta pantang menyerah ketika kebobolan terlebih dahulu dan bahkan mampu bangkit untuk memenangkan pertandingan.
Mental juara ini dapat terlihat ketika mampu memenangkan pertandingan atas Rans Nusantara FC, Barito Putera, Persib Bandung dan Persis Solo.
Pada empat pertandingan tersebut, Pasukan Ramang tercatat kebobolan terlebih dahulu, namun pada akhirnya mampu bangkit hingga memenangkan laga.
Selain itu, mental juara PSM juga terlihat ketika mereka bermain di kandang lawan. Ketika berstatus sebagai tim tamu, mereka sama sekali tidak takut dan kerap menyulitkan tuan rumah, bahkan bisa keluar sebagai pemenang.
Berikutnya: Dukungan penuh suporter
Dukungan penuh suporter
Tidak bisa dipungkiri dukungan langsung suporter untuk PSM Makassar memberikan andil dalam penampilan luar biasa mereka pada ajang Liga 1 musim ini.
Ketika bermain di kandangnya sendiri, Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, PSM tercatat sama sekali belum pernah menelan kekalahan.
Data ini menunjukkan dukungan suporter sangat memberikan energi tambahan untuk skuad PSM Makassar dan hal ini juga turut dipahami oleh Tavares.
Pada beberapa kesempatan, Tavares kerap meminta dukungan suporter PSM agar datang ke stadion untuk memberikan dukungan untuk anak-anak asuhnya baik ketika pertandingan kandang atau tandang.
Sekarang dukungan suporter selama satu musim penuh ini benar-benar terbayar dengan gelar juara Liga Indonesia yang sudah dinantikan selama 23 tahun lamanya. Ewako!