Donggala (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), mengajak masyarakat di daerah itu untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan pertanian yang modern berbasis teknologi dengan tetap ramah lingkungan.
Bupati Donggala Vera Elena Laruni mengatakan pentingnya kolaborasi seluruh petani, penyuluh, aparat desa, dan generasi muda, untuk meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Donggala.
"Tentunya ini merupakan salah satu upaya penting yang dilakukan untuk mendukung peningkatan produksi serta ketahanan pangan di Donggala," kata Vera saat berkunjung ke Desa Watatu, Kecamatan Banawa Selatan, Sabtu.
Ia mengemukakan pemerintah daerah sudah menyiapkan berbagai program dan dukungan, seperti pemberian bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian, hingga akses persoalan dan pasar.
"Kami berharap agar seluruh masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Donggala," ucapnya.
Gerakan Petani Tangguh Rakyat Untung (Petarung) di Kabupaten Donggala merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan di Donggala.
"Ini aksi nyata dengan melibatkan semua pihak terkait untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ekonomi lokal di Kabupaten Donggala," sebutnya.
Menurut dia, pertanian adalah denyut nadi kehidupan masyarakat di sebagian besar wilayah Donggala.
"Lebih dari 60 persen warga Donggala menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, sehingga tugas pemerintah adalah memastikan bahwa sektor ini terus tumbuh, tangguh dan berdaya saing," katanya.
Vera menjelaskan Gerakan Petarung tersebut hanya simbol kebangkitan dan semangat bersama untuk membangun sektor pertanian yang tangguh dan berkelanjutan yakni sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.
"Tahun 2025 ini melalui APBD akan disalurkan bantuan berupa benih, bibit, pupuk, dan alat mesin pertanian," ujarnya.
Ia memastikan pemerintah daerah ke depan terus berkomitmen untuk memperkuat program penyuluhan, bantuan sarana produksi pertanian, dan penguatan kelembagaan petani.
"Kita tidak akan membiarkan petani berjalan sendiri, negara harus hadir dan kita semua harus menjadi bagian dari solusi bersama," tuturnya.