Palu (ANTARA) - Bak Indonesia (BI) dan Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah (Disdik Sulteng) memasukkan sosialisasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) rupiah ke dalam silabus sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah di provinsi itu.
"Kami sedang mempersiapkan guru khusus untuk membawakan pelajaran CBP rupiah, melalui duta guru CBP rupiah," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tengah Rony Hartawan di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan guru merupakan garda terdepan pendidikan yang bersentuhan langsung dengan siswa, sehingga kolaborasi dilakukan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis cocok untuk membuka wawasan tenaga pendidik memahami rupiah.
Saat ini, BI memiliki lima finalis duta guru CBP rupiah dari 36 guru yang mendaftar. Para duta tersebut menjadi perpanjangan tangan BI menyampaikan hal-hal esensial mengenai rupiah kepada anak sejak dini.
"Sebelum mereka mengajar maka terlebih dahulu gurunya diberikan pemahaman yang kuat terhadap rupiah," ujarnya.
Menurut dia, pemahaman masyarakat terhadap rupiah yakni uang secara fisik sebagai alat tukar yang sah. Padahal rupiah bukan hanya alat tukar tetapi menjadi simbol kedaulatan negara.
Dalam konteks pemahaman tentang uang secara fisik, katanya, memengaruhi cara berpikir terhadap keaslian uang. Selain itu, hal paling penting yakni menjaga dan merawat uang rupiah sehingga semakin awet dan tahan lama.
"Uang rupiah baru sangat mudah dibedakan dengan uang palsu, ketika uang sudah lusuh sulit dibedakan keasliannya, maka seharusnya perilaku menjaga rupiah sudah harus tertanam dalam cara berpikir masyarakat. Menurut kami duta guru CBP rupiah sangat penting untuk membantu meningkatkan pemahaman masyarakat," kata Rony.
Ia mengemukakan terjadi perbedaan kontras antara perlakuan terhadap uang dolar dan rupiah di masyarakat. Seharusnya, rupiah menjadi kebanggaan yang harus dirawat supaya memiliki ketahanan layak edar.
Dia mengharapkan melalui program Duta Guru CBP rupiah dapat menjadi rujukan siswa maupun guru lainnya untuk mengetahui atau menghindari praktik-praktik dalam konteks salah memanfaatkan rupiah.
Menurut data BI, tingkat kecintaan, kebanggaan, dan pemahaman terhadap uang rupiah rata-rata masih di angka 70 persen di kalangan masyarakat Sulawesi Tengah.
"Kami sebagai otoritas yang dipercayakan pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai rupiah melakukan berbagai upaya edukasi kepada masyarakat, untuk meningkatkan pemahaman terhadap CBP," ucapnya.
Sebanyak lima finalis duta guru CBP rupiah, yakni Magfirah, guru SD Negeri 16 Palu, Yunus guru SMA Negeri 1 Ampana Kabupaten Tojo Una-Una, Siti Nur Wahidah, guru SMA Al Azhar Mandiri Palu, Farid, guru SMP Al Azhar Mandiri Palu, dan Halia, guru SMA Negeri 5 Palu.
