Palu,(Antaranews Sulteng) - Produksi jagung petani di Provinsi Sulawesi Tengah kurun empat tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup mengembirakan, kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Trie Iriyani Lamakampali.
"Dan tahun ini dipastikan naik. Target kita produksi 2018 bisa mencapai sekitar 380.000 ton," katanya di Palu, Senin.
Ia mengatakan pada 2014 produksi jagung petani Sulteng baru sekitar 170.000-an ton, meningkat pada 2016 dan 2017 menjadi 200.000-an ton.
Peningkatan produksi tersebut, kata dia, tidak terlepas dari program khusus padi, jagung dan kedelai (pajala) dari Kementerian Pertanian.
Upsus pajala mendorong para petani di seluruh kabupaten dan kota gencar mengembangkan komoditi pangan dimaksud. Salah satu komoditi pangan yang sekarang ini sedang digenjot produksi dan produktivitasnya adalah jagung.
Ada tiga kabupaten yang memiliki luas areal pengembangan jagung di Sulteng yakni Tojo Una-una, Poso dan Buol. Namun demikian, pengembangan komoditi jagung di Sulteng meliputi hampir semua kabupaten.
Kabupaten yang juga gencar mengembangkan komoditi jagung adalah Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Banggai, Tolitoli, Morowali dan Morowali Utara.
Selain jagung, juga produksi dan produktivitas komoditi kedelai dan padi sawah mendapat perhatian dan prioritas pemerintah pusat dan daerah.
"Sulteng saat ini baru swasembadah beras. Ke depan kita berharap swasembadah jagung dan kedelai," ujarnya.
Dia mengaku perhatian Kementerian Pertanian kepada Sulteng selama ini cukup besar.
Sulteng merupakan salah satu daerah yang sangat serius dalam mendukung program pemerintah terkait upsus pajala dan juga babe (bawan dan cabe).
Disamping itu, Sulteng didukung ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas.
Berikut sasaran lahan tanam padi di Sulteng untuk musim tanam (MT) 2018 komoditi yakni padi sawah seluas 267.353 hektare,jagung seluas 121.065 hektare dan kedelai 34.253 hektare.
Harga jagung di tingkat pengecer saat ini berkisar Rp5.000/kg, kedelai Rp8.000/kg dan beras medium Rp9.000/kg dan premium Rp12.500/kg.
"Dan tahun ini dipastikan naik. Target kita produksi 2018 bisa mencapai sekitar 380.000 ton," katanya di Palu, Senin.
Ia mengatakan pada 2014 produksi jagung petani Sulteng baru sekitar 170.000-an ton, meningkat pada 2016 dan 2017 menjadi 200.000-an ton.
Peningkatan produksi tersebut, kata dia, tidak terlepas dari program khusus padi, jagung dan kedelai (pajala) dari Kementerian Pertanian.
Upsus pajala mendorong para petani di seluruh kabupaten dan kota gencar mengembangkan komoditi pangan dimaksud. Salah satu komoditi pangan yang sekarang ini sedang digenjot produksi dan produktivitasnya adalah jagung.
Ada tiga kabupaten yang memiliki luas areal pengembangan jagung di Sulteng yakni Tojo Una-una, Poso dan Buol. Namun demikian, pengembangan komoditi jagung di Sulteng meliputi hampir semua kabupaten.
Kabupaten yang juga gencar mengembangkan komoditi jagung adalah Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Banggai, Tolitoli, Morowali dan Morowali Utara.
Selain jagung, juga produksi dan produktivitas komoditi kedelai dan padi sawah mendapat perhatian dan prioritas pemerintah pusat dan daerah.
"Sulteng saat ini baru swasembadah beras. Ke depan kita berharap swasembadah jagung dan kedelai," ujarnya.
Dia mengaku perhatian Kementerian Pertanian kepada Sulteng selama ini cukup besar.
Sulteng merupakan salah satu daerah yang sangat serius dalam mendukung program pemerintah terkait upsus pajala dan juga babe (bawan dan cabe).
Disamping itu, Sulteng didukung ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas.
Berikut sasaran lahan tanam padi di Sulteng untuk musim tanam (MT) 2018 komoditi yakni padi sawah seluas 267.353 hektare,jagung seluas 121.065 hektare dan kedelai 34.253 hektare.
Harga jagung di tingkat pengecer saat ini berkisar Rp5.000/kg, kedelai Rp8.000/kg dan beras medium Rp9.000/kg dan premium Rp12.500/kg.