Mamuju (ANTARA) - Peserta BPJS ketenagakerjaan (BP Jamsostek) di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) saat masih sangat rendah atau sekitar 38 persen dari 441.000 orang pekerja yang terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK.
Oleh karena pemerintah daerah setempat berupaya agar seluruh pekerja di Sulbar menjadi peserta BPJAMSOSTEK, termasuk rencana program perlindungan tenaga kerja bagi guru mengaji, penceramah keagamaan dan dukun beranak.
Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik, di Mamuju, Senin mengatakan program perlindungan bagi guru mengaji, penceramah keagamaan dan dukun beranak melalui peserta JAMSOSTEK tahun 2023 karena mereka sebagai pelayanan publik yang selama ini membantu pemerintah tanpa menerima upah.
Untuk itu Pemerintah Provnsi Sulbar akan menganggarkan sekitar Rp400 juta dalam APBD tahun 2023 untuk menyerap sekitar 2.000 orang pekerja sosial tersebut menjadi peserta BPJAMSOSTEK.
"Pendataan pekerja sosial ini harus dilakukan verifikasi faktual untuk menjadi peserta BPJamsostek agar program perlindungan tenaga kerja tersebut tepat sasaran dan manfaatnya dirasakan oleh orang berhak menerimanya," ujarnya.