Palu (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berkolaborasi dengan Bank Mandiri menghadirkan program Mandiri Sahabat Desa untuk menekan angka stunting.
Ketua TP PKK Sulteng Sry Nirwanti Bahasoan pada peluncuran program Mandiri Sahabat Desa di Palu, Jumat, mengatakan Sulawesi Tengah menjadi salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang mendapatkan dukungan dari Bank Mandiri untuk program ini, bersama dengan Provinsi Papua dan DKI Jakarta.
"Ini merupakan kepercayaan dan kesempatan besar bagi Sulawesi Tengah. Mari kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menurunkan angka stunting dan membentuk Generasi Emas 2045,” katanya.
Program Mandiri Sahabat Desa yang diluncurkan Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi ini merupakan bagian dari kontribusi sosial Bank Mandiri dalam mendukung upaya nasional percepatan penurunan stunting.
Dalam program ini, Bank Mandiri menyediakan bantuan makanan bergizi gratis (Nutrisi Bergizi Gratis/NBG) untuk anak usia 0–2 tahun, serta edukasi dan pendampingan yang berkelanjutan bagi keluarga penerima manfaat.
Sry Nirwanti mengatakan program ini menjadi contoh nyata bahwa penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi membutuhkan kerja sama lintas sektor, dari pusat hingga ke desa.
Menurut dia, program ini juga merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dan mitra swasta dalam mempercepat penurunan angka stunting di Sulawesi Tengah.
"Investasi terbaik adalah pada kesehatan dan pendidikan anak. Pencegahan stunting harus dimulai dari rumah, dari keluarga, khususnya ibu. Karena dari rahim yang sehat lahir generasi yang kuat," katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua TP-PKK Sulteng juga mengunjungi rumah warga, berdialog dengan para ibu dan keluarga muda, serta menyampaikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang, sanitasi, dan partisipasi aktif dalam program Keluarga Berencana (KB).
Ia mengatakan stunting tidak hanya soal tinggi badan, melainkan berpengaruh besar terhadap perkembangan otak, kecerdasan, dan produktivitas anak di masa depan.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024 oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting Sulteng sebesar 26,1 persen, yang mengalami penurunan dari 27,2 persen pada 2023.*