Palu (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Sulawesi Tengah berkolaborasi dengan PT Biofarma (Persero) dalam upaya mencegah penyebaran kanker serviks atau kanker leher rahim pada perempuan.
Ketua TP-PKK Provinsi Sulteng Sry Nirwanti Bahasoan di Palu, Selasa, mengatakan semua perempuan memiliki risiko terkena kanker serviks dan penyakit ini menjadi salah satu pembunuh utama perempuan di Indonesia.
"Kanker serviks menempati posisi kedua yang paling banyak menyerang perempuan setelah kanker payudara. Sebanyak 70 persen kanker serviks ini baru diketahui setelah stadium lanjut," katanya pada seminar nasional pencegahan kanker serviks dalam rangka peringatan HUT ke-61 Sulteng.
Ia menyebut dua perempuan di Indonesia meninggal dalam setiap satu jam yang diakibatkan oleh penyakit ini, dan hanya lima persen perempuan yang melakukan skrining rutin untuk kanker serviks.
Sementara itu, lanjut dia, penyebab utama kanker serviks ini disebabkan oleh virus Human papillomavirus (HPV). Kanker serviks dikenal juga sebagai the silent killer karena membutuhkan waktu lama untuk menyadari bahwa virus ini berkembang di tubuh manusia, yakni kurang lebih 5-10 tahun.
Ia mengatakan sudah saatnya sebagai perempuan Indonesia, terkhusus perempuan di Sulawesi Tengah agar lebih tahu dan melakukan lebih banyak upaya pencegahan untuk melindungi diri dari bahaya kanker serviks ini.
Ia menyebut seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya kanker serviks, pentingnya vaksinasi HPV dan langkah-langkah pencegahan lainnya.
"Peran PKK dalam pencegahan kanker serviks di antaranya melakukan pemeriksaan dan tes, kemudian diharapkan kepada setiap OPD teknis untuk melakukan koordinasi dalam memberikan edukasi karena sangat penting untuk mengetahui faktor risiko yang dapat menyebabkan perempuan rentan terkena kanker serviks," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Geographical Comercial Team Biofarma Dimas Dwi Aditya mengatakan Biofarma berkomitmen untuk bersama-sama menghentikan penyebaran kanker serviks melalui produk skrining dan vaksinasi.
Ia menjelaskan bahwa menurut World Health Organization (WHO), kanker serviks pada tahun 2020 merupakan penyakit yang telah menyebabkan lebih dari 300 ribu orang meninggal dunia dari jumlah 600 ribu kasus.
Sehingga sudah dikategorikan cukup mengkhawatirkan, dan saat ini kanker serviks menempati posisi kedua untuk tingkat penderita kanker di Indonesia.
Selanjutnya menurut WHO, pasien kanker di Indonesia bertambah sekitar 89 orang setiap hari dan kesimpulannya setiap dua wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks.
"Sehingga hal ini membutuhkan dukungan semua pihak dan elemen untuk bagaimana kita sama-sama mengeliminasi penyebaran kanker serviks," katanya.
Ia mengatakan pihaknya mempunyai visi misi meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui produk-produk inovatif, baik vaksin ataupun alat kesehatan, dan terus berinovasi salah satunya melalui alat skrining untuk kanker serviks.
Menurut dia, hal ini juga sejalan dengan program Kementerian Kesehatan, yakni rencana aksi nasional untuk penanggulangan penyebaran kanker serviks di Indonesia, dan Biofarma telah berkomitmen untuk mengembangkan produk inovatif ini, aman, akurat serta memiliki kandungan lokal yang tinggi untuk mendeteksi virus kanker serviks ini di Indonesia, khususnya di area Sulteng.