Palu (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Palu, Sulawesi Tengah siap berkolaborasi dengan gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting) guna mengatasi permasalahan stunting di daerah ini.
"Sebagai mitra Pemerintah Kota Palu, kami siap membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk percepatan penanganan stunting," kata Ketua TP-PKK Kota Palu Diah Puspita di Palu, Kamis menanggapi peluncuran gerakan Genting yang diinisiasi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Ia mengemukakan program Genting perlu segera ditindaklanjuti di daerah, meskipun masih menunggu petunjuk teknis dari Pemerintah Pusat.
Oleh sebab itu pentingnya memperkuat kolaborasi dan sinergitas di Kota Palu untuk memastikan program tersebut berjalan efektif.
"Program ini sebenarnya sudah mulai berjalan di Kota Palu, tetapi kami perlu memperkuat kembali karena pencegahan stunting memegang peranan besar yakni sekitar 80 persen, sedangkan pengobatan hanya 20 persen. Fokus utama penanganan harus diberikan pada 1.000 hari pertama kehidupan," ujarnya.
Ia meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu lebih intens melibatkan TP-PKK dalam pelaksanaan program-program keluarga, sehingga efektivitas pelaksanaan dapat tercapai.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tren stunting di ibu kota Sulawesi Tengah tiga tahun terakhir sangat positif, dari 23,9 persen tahun 2021 naik menjadi 24,7 persen tahun 2022, kemudian turun menjadi 22,1 persen tahun 2023.
Kemudian menurut data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 2024, angka stunting di Kota Palu dari tahun ke tahun di angka 7,9 persen tahun 2021, kemudian turun 6,19 persen dan tahun 2022 hingga 2023, dan tahun lalu turun menjadi 6,16 persen.
"Saya mengajak semua pihak memperkuat gerakan Genting dengan membangun kolaborasi sehingga percepatan penanganan stunting di Kota Palu semakin solid," kata dia.