Palu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), menambah masa tanggap darurat bencana tanah longsor dan banjir selama 14 hari di wilayah itu.
"Mempertimbangkan kondisi lapangan masih ada pekerjaan pemulihan belum selesai, maka pemerintah daerah (pemda) menambah waktu tanggap darurat," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Moh Rivai dihubungi dari Palu, Rabu.
Ia menjelaskan perpanjangan tanggap darurat akan dimulai pada tanggal 3 hingga 17 Juli 2025, dimana sebelumnya dimulai 19 Juni hingga 2 Juli.
Selama 14 hari ke depan, kata dia, pemda setempat memfokuskan kegiatan pemulihan normalisasi sungai yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) dan BPBD setempat.
"Kami fokus melakukan normalisasi sungai di Desa Bolano Barat dan Sribataang di Kecamatan Bolano Lambunu, kemudian Desa Wanamukti Utara dan Bolano di Kecamatan Bolano," ujarnya.
Ia mengemukakan Pemkab Parigi Moutong mengerahkan dua alat berat jenis ekskavator untuk melakukan pengerukan material sedimentasi pada empat desa tersebut.
Pada perpanjangan tanggap darurat, pihaknya menegaskan tidak ada lagi kegiatan posko induk dan dapur umum, karena anggaran disiapkan pemda hanya untuk 14 hari.
"Dapur umum dan posko induk berakhir pada Rabu (2/7). Perpanjangan masa tanggap darurat merupakan bentuk komitmen pemda dalam memulihkan kondisi setelah bencana," tutur Rivai.
Banjir yang terjadi pada Selasa (17/6) berdampak terhadap 12 desa di Kecamatan Bolano dan Kecamatan Bolano Lambunu.