Parigi (Antaranews Sulteng) - Penjabat sementara (Pjs) Bupati Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Mohammad Nadir meminta bantuan kepada Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) agar menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo membangun pabrik olahan kakao di daerahnya.
"Atas nama masyarakat, usul saya kepada Wantimpres mohon disampaikan kepada Bapak Presiden agar di Sulawesi Tengah dibangun pabrik kakao, karena potensi kakao di daerah ini cukup melimpah," kata Nadir pada pertemuan dengan tim Wantimpres di Parigi, Kamis.
Nadir mengatakan dengan besarnya potensi kakao di daerah itu sangat besar namun rakyat sampai sekarang baru bisa menjual kakao biji kering. Demikian halnya kabupaten tetangga seperti Donggala dan Poso juga hanya menjual biji kakao karena belum adanya pabrik di provinsi itu.
Dulu, kata Nadir, Parigi Moutong adalah penghasil kakao satu-satunya di Sulteng, namun sejak beberapa tahun terakhir, tingkat produktivitas tanaman kakao mengalami penurunan disebabkan beberapa faktor, di antaranya serangan hama, usia tanaman sudah tua, pola budidaya yang masih tradisional serta terjadinya fluktuasi harga kakao.
Menurutnya, Kabupaten Parigi Moutong memiliki kekayaan luar biasa, tapi belum dikelola dengan optimal.
Kunjungan tim Wantimpres ke Parigi Moutong dalam rangka menggali informasi terkait masalah dan hambatan dalam pengembangan perkebunan kakao dan jagung serta pengembangan sektor perikanan.
"Tugas kami bagaimana meningkatkan ekonomi nelayan dan petani. Pak Jokowi sudah pernah ke sini, sehingga data yang kami sampaikan harus akurat, makanya kami turun ke lapangan. Nanti hasil dari kunjungan ini akan kami sampaikan kepada Presiden," kata Sekretaris Watimpres IGK Manila.
Dia mengatakan Parigi Moutong merupakan kabupaten di Sulteng yang diistiwewakan oleh Presiden Joko Widodo, sejak menghadiri Sail Tomini dan membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) beberapa tahun lalu sehingga kabupaten ini menjadi target kunjungan tim Watimpres atas instruksi Presiden Joko Widodo.
