Tugu nol kilometer Palu menuai polemik

id Palu,Kota Palu,DPRD Palu,DPRD Kota Palu

Tugu nol kilometer Palu menuai polemik

Tugu Sambulu Gana atau Tugu Nol Kilometer di Kota Palu. (ANTARA/Muh. Arsyandi)

Sebelum bencana anggaran pembangunan Tugu Nol Kilometer itu kan sudah disepakati dalam rapat banggar (badan anggaran) membahas APBD 2019 antara Pemkot Palu dengan DPRD Palu
Palu (ANTARA) - Pembangunan Tugu Sambulu Gana Nol Kilometer atau Tugu Nol Kilometer di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menjadi perbincangan hangat terutama di media sosial sebab menuai polemik.

Banyak warga yang mengkritik pembangunan tugu yang menelan APBD Perubahan Kota Palu tahun 2018 hingga Rp2 miliar, karena bantuan untuk pengungsi korban bencana yang hingga kini masih belum jelas dan merata.

Namun tidak sedikit pujian dan dukungan mengalir atas upaya Pemerintah Kota Palu kembali menata dan memperindah wajah kota yang porak poranda pasca bencana, salah satunya dengan keberadaan Tugu Nol Kilometer tersebut.

Anggota DPRD Palu Fraksi PKS Sucipto tidak mempermasalahkan pembangunan Tugu Nol Kilometer itu sebab jauh-jauh hari sebelum bencana 28 September 2018, anggaran pembangunan tugu itu telah ditetapkan.

"Sebelum bencana anggaran pembangunan Tugu Nol Kilometer itu kan sudah disepakati dalam rapat banggar (badan anggaran) membahas APBD 2019 antara Pemkot Palu dengan DPRD Palu," katanya.

Ia memastikan jika anggaran pembangunan tugu itu sama sekali tidak mempengaruhi hingga mengurangi anggaran Pemkot Palu untuk pengungsi korban bencana yang sampai detik ini masih banyak tinggal di tenda-tenda pengungsian dan hunian sementara (huntara).

"Pengalihan anggaran itu tidak semudah yang difikirkan masyarakat. Dana pembangunannya juga tidak seberapa sehingga tidak mengganggu dana Pemkot Palu untuk membantu korban bencana," ujarnya.

Ia juga menyatakan jika bantuan untuk pengungsi dan korban bencana di Palu bukan hanya tanggungjawab Pemkot Palu saja tapi merupakan tugas, tanggungjawab dan kewajiban pemerintah pusat.

Terkait desain dari Tugu Nol Kilometer, ia mengaku Pemkot Palu tidak pernah memperlihatkan dan menyosialisasikan dengannya dan sebagian anggota DPRD Palu.

"Saya pribadi tidak pernah tahu modelnya bagaimana. Tiba-tiba sudah dibangun. Biasanya kalau pembangunan tugu seperti itu harus disayembarakan. Ini tidak. Kemudian filosofi dari desain tugunya juga hanya dicocok-cocokkan," ujarnya.

Sementara itu anggota DPRD Palu Fraksi Gerindra Bernadet L Sallat mengatakan jika pembangunan Tugu Nol Kilometer perlu dilakukan dan sah-sah saja. Apalagi pasca bencana banyak spot-spot wisata di Palu yang hancur dan hilang.

"Supaya Kota Palu kembali Indah. Saat ini perlu pembangunan spot-spot wisata seperti Tugu Nol Kilometer agar masyarakat tidak terus menerus berduka saat melihat bangunan-banguan yang rusak dan hancur saat bencana," ucapnya.

Olehnya ia berharap masyarakat tidak perlu lagi mempermasalahkan keberadaan tugu tersebut.

Ia mengajak warga dari berbagai lapisan agar turut membantu dan mendukung upaya pemerintah kota dalam membangun kembali Palu pasca bencana.

"Tidak mungkin mau dibongkar itu Tugu Nol Kilometer. Anggaran pembangunannya sudah dibahas dan ditetapkan dalam APBD Perubahan 2018 sebelum bencana," katanya.

Baca juga: Ramai polemik Tugu Nol Kilometer, ini tanggapan legislator Kota Palu
Baca juga: Tugu nol kilometer, ikon baru di tengah Kota Palu