Palu (ANTARA) - Pengurus Besar (PB) Alkhairaat mengecam keras pembantaian satu keluarga yang dilakukan orang tak dikenal yang diduga merupakan kelompok yang mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Dusun Torpedo, Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11).
"Aksi tersebut bukanlah merupakan anjuran maupun ajaran dari agama manapun apalagi Islam,"kata Ketua PB Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aljufri di Kota Palu, Sabtu.
Oleh sebab itu ia mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tengah tanpa terkecuali dan abnaulkhairaat agar tidak mudah terprovokasi atas kejadian itu dan tetap menjaga persatuan antara sesama umat tanpa memandang agama, suku dan ras.
Yang tidak kalah penting, Habib Ali juga mengajak seluruh elemen untuk menolak segala bentuk kekerasan semacam itu.
"Saya mengimbau agar tetap tenang dan tidak ikut-ikutan memberikan komentar maupun mengunggah foto-foto apapun yang berkaitan dengan peristiwa tersebut di media sosial," ujarnya.
Ia tidak ingin kejadian tersebut dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memecah belah dan mengadu domba masyarakat yang saat ini hidup rukun di seluruh wilayah di Sulteng.
“Jaga persatuan yang sudah ada. Kita rawat dengan baik amanah yang sudah ada ini,” ucapnya.
PB Alkhairaat menyatakan dukungan penuh kepada aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Sigi AKBP Yoga Priyahutama menduga pelaku kekerasan menyebabkan korban jiwa adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
“Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi,” kata Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama yang dihubungi ANTARA di Palu, Sabtu.
Kapolres mengatakan bahwa situasi terakhir kondusif, bahkan anggota Brimob, polres, dan dari satgas telah melakukan pemulihan trauma (healing) agar jangan sampai warga ketakutan terkait dengan kejadian tersebut.
Jenazah korban, lanjut dia, akan segera dimakamkan oleh keluarga, sementara peti matinya disiapkan oleh Polres Sigi.
Ia mengatakan bahwa Satgas Operasi Tinombala saat ini sedang mengejar terduga pelaku.
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal pada hari Jumat (27/11) sekitar pukul 09.00 WITA.
Dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa Rifai, korban berjumlah empat orang.
Akibat kejadian ini sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban bersembunyi, mengungsi, dan ada pula yang melarikan diri.*
"Aksi tersebut bukanlah merupakan anjuran maupun ajaran dari agama manapun apalagi Islam,"kata Ketua PB Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aljufri di Kota Palu, Sabtu.
Oleh sebab itu ia mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tengah tanpa terkecuali dan abnaulkhairaat agar tidak mudah terprovokasi atas kejadian itu dan tetap menjaga persatuan antara sesama umat tanpa memandang agama, suku dan ras.
Yang tidak kalah penting, Habib Ali juga mengajak seluruh elemen untuk menolak segala bentuk kekerasan semacam itu.
"Saya mengimbau agar tetap tenang dan tidak ikut-ikutan memberikan komentar maupun mengunggah foto-foto apapun yang berkaitan dengan peristiwa tersebut di media sosial," ujarnya.
Ia tidak ingin kejadian tersebut dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memecah belah dan mengadu domba masyarakat yang saat ini hidup rukun di seluruh wilayah di Sulteng.
“Jaga persatuan yang sudah ada. Kita rawat dengan baik amanah yang sudah ada ini,” ucapnya.
PB Alkhairaat menyatakan dukungan penuh kepada aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Sigi AKBP Yoga Priyahutama menduga pelaku kekerasan menyebabkan korban jiwa adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
“Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi,” kata Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama yang dihubungi ANTARA di Palu, Sabtu.
Kapolres mengatakan bahwa situasi terakhir kondusif, bahkan anggota Brimob, polres, dan dari satgas telah melakukan pemulihan trauma (healing) agar jangan sampai warga ketakutan terkait dengan kejadian tersebut.
Jenazah korban, lanjut dia, akan segera dimakamkan oleh keluarga, sementara peti matinya disiapkan oleh Polres Sigi.
Ia mengatakan bahwa Satgas Operasi Tinombala saat ini sedang mengejar terduga pelaku.
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal pada hari Jumat (27/11) sekitar pukul 09.00 WITA.
Dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa Rifai, korban berjumlah empat orang.
Akibat kejadian ini sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban bersembunyi, mengungsi, dan ada pula yang melarikan diri.*