Sigi (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, kini sedang memasuki masa panen raya buah semangka, salah satu komoditas hortikultura yang sangat laku di pasaran.

"Hasil panen kali ini cukup menggembirakan," kata seorang petani di Desa Jono'oge, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Kamis.

Ia mengatakan selama kurun Januari-Juni 2019 ini, petani di wilayah itu sudah dua kali panen buah semangka.

Selain buah semangka, petani juga mengembangkan komoditas jangka pendek seperti buah terong, cabai, tomat, bawang dan sayur kacang panjang.

Sebagian besar hasil panen petani selama ini untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kota Palu.

Hal senada juga dikemukakan Safira, seorang petani di Desa Sidera, Kecamatan Sigibiromaru. 

Ia membenarkan petani di wilayah tersebut pascagempa, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 hanya menanam komoditas nonpadi, 
seperti jagung, kedelai, ubi-ubian,tomat, cabai, bawang dan buah semangka, buah naga, buah pepaya dan pisang.

Sejak saluran daerah irigasi Gumbasa hancur diterjang bencana alam gempabumi yang cukup dasyat pada 28 September 2018 hingga kini, petani tidak lagi bisa mengolah sawah.

Selain karena irigasi rusak, juga akibat gempa, kebanyakan sawah-sawah di beberapa desa di Kecamatan Sigibiromaru, Dolo, Gumbasa dan Tanambulava di Kabupaten Sigi hancur. 

Tanahnya ada yang bergeser, turun dan terangkat ke atas sehingga harus ditata kembali jika irigasi sudah berfungsi lagi.

Karena terkendala air, makanya, kata dia, petani menanam komoditas lain yang tidak membutuhkan pasokan air banyak.

Saat ini, lanjutnya, petani selain panen tomat, cabai dan terong, juga buah semangka dan buah naga.

Di pinggiran jalan trans Palu-Napu tepatnya di Desa Jonoge banyak penjual buah semangka hasil panen petani di wilayah itu. Harga buah semangka bervariasi antara Rp10.000 s/d Rp20.000/buah sesuai besar-kecilnya.***

Pewarta : Anas Masa
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2025