Palu (ANTARA) -
Afiyah (28), seorang dosen di Kota Palu, baru saja berhasil menjalani operasi amandel di RS Wahidin Makassar setelah mengalami radang amandel kronis.
Kondisi tersebut tidak membaik dengan antibiotik dan semakin mengganggu aktivitas sehari-harinya, sehingga dokter merekomendasikan tindakan operasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
“Saya sudah terlalu sering mengalami radang amandel. Rasanya tidak hanya sakit di tenggorokan, tapi juga nyeri saat menelan dan sampai menjalar ke telinga. Saya sempat mengira bisa sembuh hanya dengan antibiotik, tapi setiap kali pulih, penyakit ini muncul lagi. Akhirnya, dokter menyarankan operasi untuk menghilangkan sumber masalahnya,” cerita Afiyah, yang ditemui usai pemulihan pada Selasa (29/10).
Proses operasi yang dijalani Afiyah dilakukan dengan anestesi umum, sehingga ia tidak merasakan sakit selama tindakan berlangsung.
Dokter menggunakan alat berenergi tinggi untuk menghancurkan jaringan dan menghentikan pendarahan, memastikan operasi berjalan cepat dan efektif.
Ia pun harus menjalani rawat inap selama beberapa hari untuk memastikan kondisinya stabil sebelum pulang ke rumah.
“Operasinya berjalan lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya hanya tinggal mengikuti arahan dokter dan tim medis yang sangat sigap. Mulai dari pemeriksaan awal hingga rawat inap, semuanya dilakukan dengan profesional. Saya sama sekali tidak merasa diperlakukan berbeda meski menggunakan BPJS Kesehatan,” ujar Afiyah.
Selama masa pemulihan, Afiyah mengalami beberapa efek samping seperti nyeri tenggorokan, kesulitan menelan, dan sedikit pembengkakan di leher serta area telinga.
Namun, ia tetap menjalankan anjuran dokter untuk mengonsumsi makanan lembut seperti sup, yogurt, dan buah-buahan yang diolah menjadi smoothie guna mempercepat proses pemulihan.
“Beberapa hari setelah operasi, tenggorokan saya masih terasa sakit, terutama saat menelan. Tapi dokter sudah memberi panduan agar saya banyak minum air dan makan makanan lunak. Saya juga diminta menghindari ibuprofen karena bisa menyebabkan komplikasi. Pelayanan dari rumah sakit benar-benar membuat saya merasa diperhatikan,” tambah Afiyah.
Radang amandel atau tonsilitis kronis sering kali disebabkan oleh infeksi berulang yang melemahkan sistem imun tubuh. Dalam kasus seperti ini, tindakan operasi direkomendasikan karena infeksi terus-menerus bisa menyebabkan masalah serius, termasuk gangguan tidur dan kesulitan bernapas.
Amandel yang membesar juga sering kali menyebabkan pasien mendengkur saat tidur, menambah ketidaknyamanan.
“Saya yang merupakan peserta JKN dari segmen PBPU kelas tiga merasakan bahwa dengan BPJS Kesehatan, saya tidak perlu memikirkan soal biaya sama sekali. Semua proses, mulai dari pemeriksaan awal hingga obat pascaoperasi, ditanggung penuh. Kalau harus membayar sendiri, tentu biayanya akan sangat besar, dan mungkin saya harus menunda operasi ini. JKN benar-benar membantu di saat-saat seperti ini,” jelas Afiyah.
Selain memastikan kondisi fisik tetap baik, Afiyah juga mengapresiasi edukasi yang diberikan oleh dokter mengenai gaya hidup sehat.
Ia diajarkan untuk lebih memperhatikan pola makan dan menjaga kesehatan tenggorokannya agar tidak mudah terkena infeksi di kemudian hari.
“Dokter memberikan banyak sekali informasi berharga. Saya diminta untuk memperbaiki pola makan dan menghindari makanan yang bisa memicu infeksi lagi. Selain itu, saya juga akan rutin kontrol agar tidak ada masalah pascaoperasi,” ucapnya penuh optimisme.
Afiyah berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ia juga mendorong mereka yang mengalami masalah kesehatan untuk tidak ragu berkonsultasi dan menjalani pengobatan yang diperlukan.
“Jangan pernah menunda perawatan, apalagi jika sudah dianjurkan untuk operasi. Program JKN ini sangat membantu, dan saya harap semakin banyak orang yang bisa merasakan manfaatnya. Pelayanan di rumah sakit juga sangat baik, tanpa membedakan status pasien,” tutup Afiyah. (tm/aq)