Luas lahan peremajaan kelapa Parigi Moutong capai 437 hektare

id Kelapa, petani kelapa, peremasan kelapa, Parigi moutong

Luas lahan peremajaan kelapa Parigi Moutong capai 437 hektare

Ilustrasi - Pohon kelapa (Foto ANTARA/guntur bilulu) (.)

arget ini masih seperti tahun 2018, karena itu diharapkan proses peremajaan ini bisa menambah nilai positif bagi petani kelapa dalam kedepan

Palu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menyatakan luas lahan peremajaan tanaman kepala di kabupaten itu mencapai 437 hektare sepanjang tahun 2019.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelaon Metubun, di Parigi, Minggu menjelaskan peremajaan perlu dilakukan mengingat tanaman tersebut sudah banyak mengalami penuaan, sehingga dinilai harus dilakukan tanam ulang sebagai langkah untuk meningkatkan produksi.

"Target ini masih seperti tahun 2018, karena itu diharapkan proses peremajaan ini bisa menambah nilai positif bagi petani kelapa dalam kedepan," ujar Nelson.

Menurut dia, program peremajaan kelapa selaras dengan harapan pemerintah pusat dalam rangka menciptakan sektor perkebunan yang lebih produktif dan unggul sebai upaya mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional.

Parigi Moutong, paparnya, memiliki sekitar 26.522 hektare areal perkebunan kelapa yang tersebar di 23 kecamatan. Meski begitu di sisi lain, justru harga kopra saat ini sedang anjlok, petani memgeluh akibat harga tidak stabil di kiasaran Rp3.800 per kilogram.

Anjoknya harga memaksa para petani di kabupaten itu beralih menjual kelapa per buah dengan kisaran harga Rp1.500 hingga Rp2.000 per buah, penjualan seperti ini di nilai sedikit memberikan keuntungan.

"Meski harga tidak stabil, namun petani masih tetap merawat kelapa mereka. Terbukti ada upaya peremajaan," kata dia menambahkan.

Dipaparkannya, produksi komoditas kelapa oleh petani Parigi Moutong sebesar 212,176 juta butir/tahun yang mencapai 100 pohon per hektar dengan jarak tanam 10 meter. Dimana petani mampu panen empat kali dalam setahun, artinya kondisi ini masih cukup ideal.

"Rata-rata kelapa dalam milik petani jenis lokal mampu menghasilkan 20 butir per pohon, sedangkan jenis unggul mampu menghasilkan 40 butir per pohon. Kita ingin lewat peremajaan ini petani lebih konsisten merawat tanaman mereka, " tutur dia.

Baca juga: Banyak kelapa di Sigi mati karena kemarau panjang
Baca juga: Upaya Sulteng tingkatkan produksi kelapa
Baca juga: Pemerintah perlu mendorong petani kembali kembangkan kelapa dalam