Upaya Sulteng tingkatkan produksi kelapa

id kelapa

Upaya Sulteng tingkatkan produksi kelapa

Pohon Kelapa (antaranews)

Palu, (Antaranews Sulteng) - Provinsi Sulawesi Tengah termasuk salah satu daerah penghasil kopra di jazirah Pulau Sulawesi. Hamparan tanaman kelapa hingga kini tersebar di seluruh wilayah Sulteng.

Semua kabupaten dan kota di provinsi ini memiliki areal tanaman kelapa. Tetapi khusus di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng sudah hampir punah karena dampak dari pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya.

Di satu sisi, lokasi permukiman penduduk yang masih kosong semakin sedikit sehingga mau tidak mau lahan kebun kelapa dialifungsikan menjadi tempat perumahan.

Begitu pula hasilnya di daerah lain seperti di Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong areal kebun kelapa juga sudah banyak yang menjadi areal permukiman penduduk.

Hal itu memang tidak bisa dielakan karena tuntutan lahan bagi permukiman penduduk yang saban tahun semakin meningkat pula seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di daerah itu.

Belum lagi ditambah faktor usia tanaman kelapa yang sudah tidak produktif lagi sehingga banyak yang ditebang untuk dijadikan bahan baku bangunan dan mebel.

Akibatnya, dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi kopra petani Sulteng menurun drastis sehingga sangat berpengaruh terhadap ekspor kakao dan kelapa.

Di era 1980-an, ekspor kakao cukup tinggi bersaing dengan kakao dan komoditas hasil hutan seperti kayu dan rotan.

Namun dalam tiga tahun terakhir ini, kopra petani Sulteng banyak diantarpulau ke Sulawesi Utara dan sebagian lagi dijual ke pabrik minyak Bimoli di Moutong, Kabupaten Parigi Moutong.

Gencarkan kembali

Mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulteng, Nahyun Biantong membenarkan produksi kopra di daerahnya dalam beberapa tahun terakhir menurun karena produksi kelapa sebagai bahan baku kopra terus berkurang.

Menurunnya produksi kopra petani Sulteng selain karena faktor tanaman kelapa yang rata-rata sudah berumur sehingga tidak produktif lagi, juga karena banyak areal yang telah dialifungsikan petani seperti untuk lahan perumahan dan juga diganti dengan komoditas lainnya seperti kakao dan kopi.

Tetapi kebanyakan karena faktor usia dari tanaman kelapa itu sendiri dan juga lahan untuk permukiman penduduk.

Namun demikian, kata dia, pemerintah pusat dan daerah juga dalam beberapa tahun terakhir mengantisipasinya dengan gencar melaksanakan program peremajaan kelapa dalam atau kelapa unggul di seluruh daerah di Sulteng.

 Pemprov Sulteng sejak 2012 telah melakukan peremajaan tanaman kelapa dalam untuk meningkatkan produksi komoditas perkebunan itu di daerah ini.

Peremajaan kelapa dalam memang tidak seperti komoditas-komoditas perkebunan lainnya.

Program peremajaan dilakukan disesuaikan dengan anggaran dan juga ketersediaan benih, sebab bibit kelapa dalam yang dikembangkan tidak sembarangan.

Pemilihan bibit yang akan ditanami tentunya diambil dari pohon-pohon kelapa kualitas terbaik hanya ada di beberapa daerah di Sulteng.

"Jadi bibit itu bukan sembarangan diambil dari pohon kelapa yang ada di Sulteng," kata dia.

Di Sulteng, selama ini, hanya ada beberapa jenis buah kelapa dalam yang diambil buahnya untuk kemudian dijadikan bibit.

Bibit yang sudah tumbuh dan cukup umurnya tersebut, itulah yang dibagikan kepada para petani di kabupaten/kota di Provinsi Sulteng untuk ditanam baik pada lahan baru maupun lahan yang sudah ada tanaman kelapa, tetapi usia tidak lagi produktif sehingga perlu diremajakan.

Ia menjelaskan program peremajaan kelapa dalam hanya ada di 10 kabupaten di Sulteng antara lain Kabupaten Buol, Tolitoli, Tojo Una-Una, Banggai,Morowali, Poso, Parigi Moutong, Banggai Kepulauan, Donggala dan Sigi.

Sementara kabupaten lain yang tidak termasuk dalam program peremajaan kelapa dalam di Sulteng adalah Morowali Utara, Banggai Laut dan Kota Palu.

Program peremajaan kelapa dalam di Sulteng, kata dia, selain intervensi dari pemerintah pusat melalui dana APBN, juga tentu dari pemerintah daerah menggunakan dana APBD.

Intervensi dana APBD untuk program peremajaan kelapa dalam sejak 2012 s/d 2017 seluas 7.855 hektare dan melalui dana APBN seluas 21.475 hektare.

Banggai

Kabupaten Banggai merupakan sentra terbesar komoditas perkebunan, khususnya kelapa dalam di Provinsi Sulawesi Tengah.

Produksi kepala dalam di daerah itu saat ini mencapai 48.132 kg.

Produksi sebanyak itu dihasilkan dari luas areal sekitar 54.000 hektare.

Menyusul Kabupaten Parigi Moutong (34.499), Kabupaten Dongala (27.993) dan Kabupaten Tojo Una-una (26.846).

Dia mengatakan daerah terkecil produksi kelapa dalam adalah Kota Palu hanya 193,277 kg/tahun.

Secara keseluruhan produksi kelapa dalam Provinsi Sulteng saat ini mencapai 180.310kg. Produksi tersebut tersebar di 13 kabupaten dan kota.

Harga kepala biji di pasaran Kota Palu saat ini Rp6.000/butir dan di tingkat petani Rp3.000/butir serta kopra di tingkat pengumpul Rp7.000/kg.

Program peremajaan tidak hanya diserahkan kepada pemerintah, tetapi juga harus dilakukan oleh petani sendiri.

Petani perlu juga melakukan peremajaan sendiri.Jangan semuanya diserahkan kepada pemerintah.