Yogyakarta (ANTARA) - Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar acara literasi dan edukasi bertajuk "Dialog dan Sosialisasi Securities Crowdfunding: Meningkatkan Literasi, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen dalam Investasi dan Pendanaan UMKM".
"Kegiatan ini menjadi wadah bagi para pelaku industri, regulator, dan masyarakat umum untuk berdiskusi tentang pentingnya literasi finansial, pertumbuhan industri, dan upaya perlindungan konsumen dalam konteks investasi dan pendanaan UMKM melalui skema securities crowdfunding," kata Wakil Ketua Umum ALUDI Heinrich Vincent dalam sambutan pada acara tersebut di Kantor OJK DIY, Jumat.
Menurut dia, industri Securities Crowdfunding mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga membuka peluang investasi lebih inklusif dan memberdayakan UMKM. Karena itu perlu dilakukan dialog dan sosialisasi dalam rangka memperkuat pemahaman dan perlindungan konsumen terhadap industri ini.
Dia mengatakan, hadirnya skema pendanaan UMKM melalui Securities Crowdfunding ini diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan dan investasi bagi para pelaku bisnis maupun UMKM, untuk dapat terus tumbuh.
"Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diharapkan para pelaku usaha semakin mudah mendapatkan pendanaan, yang biasanya hanya metode konvensional. Bukan hanya itu saja, para pemodal atau investor pun bisa merasakan keamanan serta transparansi atas dana investasinya," katanya.
Pihaknya juga berharap ekosistem dan infrastruktur pada industri Securities Crowdfunding dapat terus berkembang, seperti optimalisasi dan percepatan kerja sama dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Bank Kustodian, peningkatan likuiditas, frekuensi dan durasi pasar sekunder.
Selain itu, kerja sama dengan lembaga keuangan lainnya seperti Sekuritas dan Manajer Investasi, hingga mekanisme mitigasi risiko penerbit agar tetap terjaga dengan baik dan memperhatikan aspek perlindungan konsumen di sektor pasar modal.
"ALUDI juga selalu aktif berkoordinasi dengan OJK dalam hal memberikan masukkan untuk perkembangan industri secara keseluruhan," katanya.
Sementara itu, Akademisi yang juga Dewan Pembina ALUDI Prof. Wimboh Santoso mengatakan, program pengembangan UMKM sudah menjadi strategi dalam pembangunan ekonomi di seluruh dunia, karena masyarakat UMKM ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Prof Wimboh yang juga Ketua Dewan Komisioner OJK Tahun 2017-2022 ini mengatakan, pemerintah Indonesia pun telah mengembangkan pembiayaan UMKM ini dengan berbagai program, namun kemampuan yang ada relatif lebih kecil dibanding kebutuhan yang ada.
"Untuk itu perlu terobosan dalam pembinaan UMKM di Indonesia dalam bentuk skema pembiayaan securities crowdfunding yang dapat membantu pengusaha mencari alternatif pembiayaan apabila terjadi kendala pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya," katanya.
Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan dan Ekonomi Syariah Kadin DIY Wawan Harmawan mengatakan, lebih dari 300 ribu pelaku usaha dari berbagai sektor seperti kuliner, fesyen dan kerajinan yang ada di semua kabupaten dan kota se-DIY ini terus tumbuh seiring waktunya.
"Securities crowdfunding ini diharapkan menjadi solusi memudahkan para pelaku usaha untuk mendapatkan modal dalam mengembangkan usahanya. Kolaborasi bersama komunitas juga dibutuhkan agar menjadi ekosistem yang holistik dalam roda penggerak pertumbuhan ekonomi DIY ke depan," katanya.
Dia juga berharap, dialog dan sosialisasi ini dapat menjadi wadah yang dapat memfasilitasi para pelaku bisnis serta UMKM untuk kemudahan akses pembiayaan, memberikan edukasi kepada calon pemodal dan penerbit, serta memicu pertumbuhan masif bagi industri Securities Crowdfunding.