Panitia mulai penjurian Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023

id adinegoro,anugerah jurnalistik adinegoro,anugerah jurnalistik,adinegoro 2023

Panitia mulai penjurian Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023

Anugerah Jurnalistik Adinegoro (Antara)

Jakarta (ANTARA) - Panitia penyelenggara mulai mengadakan penjurian terhadap karya yang masuk untuk memperebutkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 sejak 8 Desember.

"Tujuh orang juri senior dengan latar belakang jurnalistik sudah siap bertugas,“ kata Ketua Panitia Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 Rita Sri Hastuti, dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Ketujuh orang yang menjadi juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 ialah Wina Armada Sukardi (wartawan, kolektor lukisan/karikatur), Jimmy Silalahi (ombudsman media, mantan anggota Dewan Pers), Artini Soeparmo (wartawan, Dosen LSPR), Kabul Budiono (wartawan, senior di RRI), Priyambodo RH (wartawan, ombudsman media, Pengurus Lembaga Pers Dokter Soetomo/LPDS), Tagor Siagian (wartawan foto, dosen) dan Merdi Sofansyah (wartawan, pengamat media sosial).

Panitia membuka tujuh kategori untuk Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023, yaitu indepth reporting (liputan berkedalaman) media cetak, liputan berkedalaman media siber, liputan berkedalaman media televisi, dan liputan berkedalaman media radio.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 juga memiliki kategori untuk karya foto jurnalistik untuk media cetak dan media siber, karya karikatur opini untuk media cetak dan media siber dan karya jurnalistik video media sosial.

Untuk tahun ini, panitia mendapatkan sekitar 400 karya jurnalistik, yang terbanyak adalah kategori liputan berkedalaman untuk media siber.

Pengumuman pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 akan diadakan pada awal Januari 2024. Sementara itu, piala dan hadiah sebesar Rp35.000.000 akan diserahkan kepada pemenang pada Acara Puncak Hari Pers Nasional 2024, tanggal 9 Februari 2024, di Jakarta.

Tema Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 adalah "Merawat Semangat Kebangsaan dan Demokrasi“, diangkat dari kutipan Djamaluddin Gelar Datuk Maradjo Sutan Adinegoro pada 1953. Tema tersebut sangat relevan dengan persoalan bangsa hingga kini, tidak semata berkaitan dengan politik, tapi bisa lebih luas lagi, bahkan termasuk juga budaya. Adinegoro yang bernama lengkap Djamaluddin Gelar Datuk Maradjo Sutan, dikenal sebagai perintis jurnalistik Indonesia.

Pada era tersebut Adinegoro sudah menulis tentang pentingnya merawat semangat kebangsaan dan demokrasi.

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan Anugerah Jurnalistik Adinegoro adalah apresiasi PWI untuk masyarakat pers yang bekerja dengan semangat profesionalisme.