"Saya hanya memberikan dukungan sumbangan yang bisa kita berikan karena pendidikan di Sulawesi Tengah ini sangat begitu penting," kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura saat pelepasan siswa angkatan pertama Sekolah Sukma Bangsa Sigi di Sigi, Senin.
Dia menjelaskan, salah satu peran untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan yang tinggi.
"Tentunya dengan adanya Sekolah Sukma Bangsa di Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Sigi, sehingga baru tiga tahun sudah memiliki prestasi karena siswa dan gurunya di sini sudah menulis buku," katanya.
Pendidikan, katanya, merupakan hal penting sehingga ke depan harus mampu bersaing dengan wilayah Jawa dalam hal peningkatan pendidikan di Sulawesi Tengah.
"Pendidikan sangat penting apalagi ke depan sudah ada IKN, maka sumber daya kita harus bisa lebih dari Jawa sehingga kita bisa menguasai IKN, dan saya sudah bilang ke DPRD soal pendidikan ini harus kita bantu," katanya.
Dia juga menuturkan, saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulteng sudah mencapai 71,66 persen, dan Penandatanganan Amandemen Perjanjian kerja sama Yayasan Sukma dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk kemajuan pendidikan di wilayah itu.
"IPM kita di Sulawesi Tengah saat ini sudah 71,66 persen, tapi harapannya ini bisa lebih tinggi lagi. Dan saya berharap ke depan setiap kabupaten ada sekolah seperti sukma bangsa ini dimana sekolah yang kualitasnya tinggi, sehingga bisa menjadi persaingan pendidikan kita makin tinggi dan baik ke depan," katanya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baidhowi mengatakan, pembangunan Sekolah Sukma Bangsa memiliki standar yaitu luas lahan harus mencapai tujuh hektare.
"Jadi ada kualifikasi untuk pembangunan sekolah ini yang awalnya melakukan survei ke Palu, Sigi, dan Donggala, " kata Ahmad Baidhowi.
Dia menuturkan, pemilihan lokasi pembangunan sekolah sukma bangsa di Sigi karena sudah melalui penelitian dari tim ahli ITB, sehingga aman untuk mendirikan bangunan di sekolah di Desa Maku tersebut.
"Kenapa memilih Sigi karena penelitian yang dilakukan tim ahli dari ITB bahwa tanahnya ini untuk kedalamannya tidak di bawah retakan, sehingga saat terjadi gempa wilayah ini aman," katanya.
Menurutnya, lulusan pertama Sukma Bangsa Sigi didominasi perempuan.
"Tahun pertama penerimaan peserta didik diutamakan perempuan, jadi tahun pertama seluruh siswa SMP dan SMA yang masuk ke sini adalah perempuan," katanya.
Dia berharap ke depan anak-anak di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Sigi, Donggala dan, Kota Palu dapat melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.
"Ke depan bukan hanya anak-anak dari Sigi, Palu, dan Donggala yang bisa masuk sekolah ini bahkan dari seluruh Kabupaten/kota bisa menyekolahkan anaknya di sini," tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Jumlah SMA Negeri di Sulawesi Tengah sebanyak 176 dan swasta 59 sehingga totalnya 235 sekolah.
Diketahui sebelumnya sebanyak 57 peserta didik Sekolah Sukma Bangsa Sigi yaitu 29 pelajar SMP dan 28 pelajar SMA mengikuti prosesi pelepasan siswa sebagai tanda kelulusan.
Diketahui sebelumnya sebanyak 57 peserta didik Sekolah Sukma Bangsa Sigi yaitu 29 pelajar SMP dan 28 pelajar SMA mengikuti prosesi pelepasan siswa sebagai tanda kelulusan.
Seluruh lulusan SMA itu menerima beasiswa penuh dengan melanjutkan ke perguruan tinggi, dua siswa lolos ke Universitas Prasetiya Mulya (Bakti Indonesia), satu siswa dibiayai oleh OSC Medcom, dan satu lainnya lolos ke Sekolah Tinggi Teologi Bethel Samarinda.
Sementara enam wisudawan lainnya juga mendapatkan beasiswa pendidikan biasa.