Petani Sulteng masih bertumpu pada komoditas kakao

id kakao

Petani Sulteng masih bertumpu pada komoditas kakao

Petani sedang memetik kakao (antaranews)

Palu, (Antaranews Sulteng) - Seorang pemerhati mengatakan petani di Sulawesi Tengah hingga kini masih bertumpu pada komoditas perkebunan unggulan yaitu kakao.

"Kakao masih menjadi tumpuan besar para petani untuk menopang perekonomian keluarga," kata Achrul Udaya yang juga Sekretaris DPD Apindo Sulteng, di Palu, Sabtu.

Ia mengatakan sebagian besar petani di Sulteng selama ini masih sangat mengandalkan kakao sebagai sumber utama pendapatan dan kesejahteraan mereka.

Karena itu, tidaklah pengembangan komoditas kakao masih terus dilakukan para petani. Apalagi memang harganya cukup bagus, meski sedikit turun dibandingkan sebelumnya.

Biji kakao di pasaran lokal pernah naik hingga mencapai titik tertinggi yakni Rp35.000/kg. Namun kini turun pada kisaran Rp24.000/kg.

Meski demikian, jika dibandingkan beberapa tahun silam, harga kakao saat ini terbilang masih tinggi dan menjanjikan bagi para petani yang bercocok tanam komoditi kakao.

Selain kakao, satu lagi komoditas perkebunan adalah kopi. Kopi merupakan komoditas perkebunan yang dalam beberapa tahun terakhir ini banyak mendapat perhatian petani di sejumlah daerah di Sulteng.

Para petani di Kabupaten Poso, Sigi dan Donggala dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, kata Achrul banyak mengembangkan komoditas kopi.

Selain permintaan pasar yang terus meningkat, harganya juga cukup bagus. Di pasaran lokal, harga biji kopi berkisar Rp27.000/kg.

Di tingkat petani, harga biji kopi bervariasi antara Rp24.000 s/d Rp25.000/kg.

Tiga Kabupaten di Sulteng yakni Donggala, Poso dan Sigi merupakan sentra produksi kopi terbesar di provinsi ini.

Dataran Tinggi Napu di Kabupaten Poso dan Dataran Kulawi Raya (Lindu,Kulawi dan Pipikoro) kini menjadi pusat pengembangan tanaman kopi.

Bahkan oleh Bupati Sigi, Irwan Lapata telah mencanangkan setiap desa di wilayah itu menyiapkan 25 hektare lahan untuk bidudaya kopi.

Kopi diharapkan menjadi komoditas unggulan masyarakat di Kabupaten Sigi.