Poso masuk dalam program nasional pembangunan hutan
Poso (Antaranews Sulteng) - Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, terpilih sebagai salah satu daerah yang masuk dalam Forest Programme III Sulawesi dalam pelestarian, pengawasan, pengelolaan kawasan tertentu di sekitar hutan lindung, maupun daerah aliran sungai berbasis masyarakat.
FP-III adalah proyek baru di sektor kehutanan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Bupati Poso, Darmin Agustinus Sigilipu bersama Wakil Bupati Samsuri," di Poso, Kamis mengatakan sangat mengapresiasi kerjasama tersebut.
Hal itu disampaikan Bupati Poso, saat menerima kunjungan perwakilan Forest Programme III Sulawesi, Bernd Unger, Kepala Balai Pengkajian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BP DAS & HL) Dr Titi Wurdianingsi dan Plt. Kepala Balai Besar Lore Lindu, Dedy Asriady, di ruang kerja bupati Poso, Kamis.
Kunjungan itu, untuk menyampaikan kepada bupati Poso perihal rencana program pelestarian, pengawasan hutan lindung, pengelolaan kawasan tertentu di sekitar hutan lindung, maupun Daerah Aliran Sungai berbasis masyarakat bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Bernd Unger mengatakan masyarakat? di sekitar hutan lindung dan daerah aliran sungai tidak dianggap sebagai tantangan, tetapi dapat diberdayakan untuk mengelolah potensi perekonomian yang ada sesuai kondisi dan kebutuhan wilayah setempat.
"Sekaligus ikut bertanggung jawab atas kelestarian alam sekitar," katanya.
Kegiatan itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pengembangan ekowisata yang ada di Kabupaten Poso khususnya di wilayah Lore.
"Tujuan kami bagaimana agar kegiatan yang dilaksanakan ini, tidak berjalan sendiri, tetapi ada benefitnya berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat setempat," kata Unger.
Dalam kesempatan itu, Unger mengatakan terdapat 14 desa yang akan menjadi sasaran pengembangan ekonomi yg bebasis masyarakat.
Dari jumlah desa itu, enam desa di Kecamatan Lore Selatan, tiga desa di Kecamatan Lore Peore dan lima desa di Kecamatan Lore Utara.
Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu di hadapan tim memperkenalkan berbagai potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Poso, antara lain, Patung Megalitikum, Danau Poso, dan Air terjun Saluopa serta beberapa potensi wisata yang perlu dikembangkan.
Darmin juga menyampaikan program pemerintah daerah yakni Gerakan tanam satu juta pohon ebony, yang? diharapkan bisa mendukung program pelestarian alam.
Program kerja sama pelestarian hutan itu, kata Darmin, agar semua rencana? yang disampaikan bukanlah sekedar wacana, namun? perlu dibuktikan melalui koordinasi yang baik dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Pentingnya sinergitas program kegiatan lintas sektor dengan tercapai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum dapat terwujud.
"Saya berharap agar dalam melaksanakan program peningkatan taraf hidup masyarakat itu, senantiasa diikuti dengan pengkajian/analisis peradaban wilayah termasuk struktur tanah, sehingga program yang dilaksanakan nantinya benar-benar tepat sasaran," ujar Darmin.
Memperhatikan penjelasan bupati, Kepala Balai besar Lore Lindu Dedy Asriady, berjanji akan terus melakukan kerja sama yang baik dengan pihak pemerintah daerah setempat.
FP-III adalah proyek baru di sektor kehutanan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Bupati Poso, Darmin Agustinus Sigilipu bersama Wakil Bupati Samsuri," di Poso, Kamis mengatakan sangat mengapresiasi kerjasama tersebut.
Hal itu disampaikan Bupati Poso, saat menerima kunjungan perwakilan Forest Programme III Sulawesi, Bernd Unger, Kepala Balai Pengkajian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BP DAS & HL) Dr Titi Wurdianingsi dan Plt. Kepala Balai Besar Lore Lindu, Dedy Asriady, di ruang kerja bupati Poso, Kamis.
Kunjungan itu, untuk menyampaikan kepada bupati Poso perihal rencana program pelestarian, pengawasan hutan lindung, pengelolaan kawasan tertentu di sekitar hutan lindung, maupun Daerah Aliran Sungai berbasis masyarakat bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Bernd Unger mengatakan masyarakat? di sekitar hutan lindung dan daerah aliran sungai tidak dianggap sebagai tantangan, tetapi dapat diberdayakan untuk mengelolah potensi perekonomian yang ada sesuai kondisi dan kebutuhan wilayah setempat.
"Sekaligus ikut bertanggung jawab atas kelestarian alam sekitar," katanya.
Kegiatan itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pengembangan ekowisata yang ada di Kabupaten Poso khususnya di wilayah Lore.
"Tujuan kami bagaimana agar kegiatan yang dilaksanakan ini, tidak berjalan sendiri, tetapi ada benefitnya berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat setempat," kata Unger.
Dalam kesempatan itu, Unger mengatakan terdapat 14 desa yang akan menjadi sasaran pengembangan ekonomi yg bebasis masyarakat.
Dari jumlah desa itu, enam desa di Kecamatan Lore Selatan, tiga desa di Kecamatan Lore Peore dan lima desa di Kecamatan Lore Utara.
Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu di hadapan tim memperkenalkan berbagai potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Poso, antara lain, Patung Megalitikum, Danau Poso, dan Air terjun Saluopa serta beberapa potensi wisata yang perlu dikembangkan.
Darmin juga menyampaikan program pemerintah daerah yakni Gerakan tanam satu juta pohon ebony, yang? diharapkan bisa mendukung program pelestarian alam.
Program kerja sama pelestarian hutan itu, kata Darmin, agar semua rencana? yang disampaikan bukanlah sekedar wacana, namun? perlu dibuktikan melalui koordinasi yang baik dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Pentingnya sinergitas program kegiatan lintas sektor dengan tercapai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum dapat terwujud.
"Saya berharap agar dalam melaksanakan program peningkatan taraf hidup masyarakat itu, senantiasa diikuti dengan pengkajian/analisis peradaban wilayah termasuk struktur tanah, sehingga program yang dilaksanakan nantinya benar-benar tepat sasaran," ujar Darmin.
Memperhatikan penjelasan bupati, Kepala Balai besar Lore Lindu Dedy Asriady, berjanji akan terus melakukan kerja sama yang baik dengan pihak pemerintah daerah setempat.