Jakarta (ANTARA) - Kata "pesugihan" cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan dianggap wajar jika ingin mendapat kekayaan dalam waktu instan.
Pesugihan adalah suatu cara untuk memperoleh kekayaan secara instan tanpa harus bekerja keras layaknya orang bekerja pada umumnya. Dalam prosesnya pesugihan adalah bentuk kerjasama perjanjian antara manusia sebagai pelaku pesugihan dengan makhluk gaib/jin/siluman.
Berdasarkan banyak cerita tentang pesugihan, rumah produksi WD Enterteiment menggarap sebuah film dengan judul "Musyrik (Doa Terkutuk)".
"Ceritanya mengangkat realita kehidupan bahwa pada jaman yang sudah moderen ini masih banyak yang percaya akan dunia mistis terutama pesugihan. Selama ini banyak masyarakat kita yang datang ke makam imam besar dengan tujuan berharap dapat kekayaan," kata Rofiq Ashari produser film "Musyrik" dalam keterangan resminya, Kamis.
Film ini melibatkan beberapa pemain seperti Wulan Guritno, Sahila Hisyam, Bishma Mulia, Mathias Muchus, Muammar Emka, Inggrid Wijanarko, Wedananda dan pemain stand up komedi.
Sahila Hisyam mengaku sangat tertarik terlibat dalam film "Musyrik". Menurutnya ini menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan.
"Film ini ceritanya lebih menonjolkan tentang Indonesia, jadi lebih exited banget ceritanya. Dengan budaya Indonesia yang kental dan niat banget," ujar Sahila.
Dalam "Musyrik", Sahila mengubah penampilannya agar terlihat berbeda. Ia diceritakan sebagai anak kampung yang berasal dari sebuah daerah di Jawa.
"Ceritanya tidak dideskripsikan cerita dari daerah mana, hanya tentang cerita di Jawa. Jenis film ini dibedakan dari jenis horornya, horornya bisa dibilang klenik, sebelumnya juga pernah main horror, tapi horornya horror biasa, bukan tentang pesugihan, ini cerita horror yang tradisional," kata Sahila.
Belum lama ini sedang marak tentang penemuan babi ngepet di Daerah Depok, Jawa Barat yang diyakini sebagian orang sebagai praktek pesugihan. Sahila sendiri sebenarnya tidak terlalu yakin dengan adanya babi ngepet, namun kejadian seperti ini sering dibicarakan oleh masyarakat.
"Percaya enggak percaya sih sebenarnya, tapi memang masih sangat kental di masyarakat kita," kata Sahila.