Banjir Buah Durian, Desa Malei Gelar Padungku

id Durian, Poso, Padukung

Banjir Buah Durian, Desa Malei Gelar Padungku

Tumpukan buah durian dan buah-buahan lainnya dalam acara padukung di sebuah gereja di Desa Malei Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Minggu.(16/7) (Antarasulteng/Fery Timparosa)

"Padungku durian itu, kalau buah durian berbuah banyak sekali, tapi kalau hanya sedikit seperti biasanya, jangan berani melakukan padungku durian, sebab setiap tamu yang datang di rumah harus memakan durian dan buah lainya, dan tamu dipersilakan memb
///foto buah durian di gereja satu di laksanakan ibadah syukuran di gereja Desa Malei//





Poso (antarasulteng.com) - Warga Desa Malei Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menggelar ritual Padungku, Minggu.

Padungku adalah tradisi warga Poso sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil panen padi atau kebun. Tradisi ini masih terus dipertahankan setiap tahunnya oleh masyarakat setempat.

Umumnya Padungku di Kabupaten Poso dilakukan atas hasil panen padi atau lebih dikenal dengan masakan nasi bambu (inuyu).

Kali ini, warga di Desa Malei Kecamatan Lage, menggelar tradisi padungku atas buah durian yang melimpah di desa itu. Tradisi ini dilaksanakan Minggu, sehari penuh.

Karena melimpahnya buah durian di desa itu petani tidak bisa menghabiskan hasil panen dijual ke pedagang, akibatnya banyak durian harus dibuang percuma karena busuk atau tidak layak lagi dikonsumsi. 

Padungku buah durian sama halnya tradisi dengan padungku pada umumnya seperti panen padi. Setiap tamu yang datang di rumah warga, disajikan makanan gratis berupa sajian nasi bambu bersama makanan lainya. Tamu juga akan diberikan makanan nasi bambu untuk di bawah pulang. 

Hal yang sama juga berlaku pada padungku buah durian, setiap tamu yang datang akan disajikan makan gratis buah durian hingga puas, selain itu tamu juga akan diberikan buah durian secara gratis dengan jumlah banyak sebagai oleh-oleh untuk dibawah pulang.

"Padungku durian itu, kalau buah durian berbuah banyak sekali, tapi kalau hanya sedikit seperti biasanya, jangan berani melakukan padungku durian, sebab setiap tamu yang datang di rumah harus memakan durian dan buah lainya, dan tamu dipersilakan membawa buah durian dan buah lainnya sebagai oleh-oleh untuk keluarga." kata Anton warga Poso, Minggu. 

Padungku Durian di Kabupaten Poso, pernah dilakukan satu kali saja pada 20 tahun silam di Desa Kuku, Kecamatan Pamona Utara. Namun Padungku di Desa Kuku tidak dapat melakukan lagi hal serupa akibatkan mulai berkurangnya buah durian yang terjadi setiap tahun. 

Padungku buah durian sering dilaksanakan ucapan syukuran di Gereja, dengan sebutan padungku buah-buahan, dimana saat tiba panen durian, sering bersamaan dengan buah langsat dan rambutan serta buah lainya.

Padungku buah durian ini hanya digelar selama sehari penuh, untuk menghabiskan sisa hasil panen yang berlimpah. Acara padungku tersebut harus disepakati oleh masyarakat dengan melihat hasil panen petani yang berlimpah.