Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan produksi komoditas beras di provinsi itu tahun 2025 mengalami surplus sebanyak 233.706 ton.
"Sulteng selalu kelebihan produksi beras. Capaian ini tidak terlepas dari kerja keras para petani," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Selasa.
Ia menjelaskan, ketersediaan beras hasil panen petani setempat sebanyak 528.179 ton, jumlah yang sangat melebihi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat 294.472 ton per tahun dengan jumlah penduduk Sulteng 3,1 juta jiwa.
Data Dinas TPH mencatat total produksi padi Sulteng hingga akhir November 2025 sebanyak 904.461 ton gabah kering giling (GKG), yang dikonversi menjadi beras sebanyak 528.179 ton
Tahun ini target produksi padi di Sulteng sebanyak 962 ribu ton GKG dari luas tanam 251.828 hektare. "Kami optimistis target akan tercapai," kata Nelson.
Baca juga: Indonesia umumkan swasembada beras dan jagung di akhir 2025
Baca juga: BGN sebut kebutuhan beras SPPG capai 2,6 ton tiap bulan
Tahun 2026 Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat optimis jumlah produksi padi meningkat lagi, seiring dengan intervensi program Kementerian Pertanian (Kementan) cetak sawah baru. Sulteng salah satu daerah memperoleh bantuan anggaran senilai Rp412 miliar untuk pelaksanaan program tersebut.
Alokasi cetak sawah baru di Sulteng ditargetkan seluas 10.180 hektare, dan saat ini sejumlah kabupaten yang yang telah mengusulkan untuk pengembangan sektor pertanian sedang berproses cetak sawah.
"Saya berharap melalui program cetak sawah baru, petani lebih giat menanam padi guna meningkatkan produksi dan produktivitas, supaya ekonomi mereka juga meningkat serta ketahanan pangan daerah semakin kuat untuk mencapai tujuan swasembada pangan," tutur Nelson.
Ia menambahkan, Sulteng salah satu daerah di Pulau Sulawesi menjadi sentra pangan, yang mana hasil pertanian di provinsi ini memberikan kontribusi besar terhadap kelangsungan ketahanan pangan nasional.
