18 Produk Kriya Indonesia Raih Unesco Award

id unesco

18 Produk Kriya Indonesia Raih Unesco Award

Ilustrasi-UNESCO Award of Excellence for Handicrafts 2012

Kami bangga, 18 dari 31 produk kerajinan yang dikirim Indonesia berhasil meraih penghargaan UNESCO Award of Excellence for Handicrafts 2012," kata Hesti Indah Kresnarini
Jakarta - Sebanyak 18 produk kriya dari Indonesia berhasil memperoleh UNESCO Award of Excellence for Handicrafts 2012 sehingga dapat meningkatkan kesadaran dunia internasional terhadap potensi produk kerajinan Indonesia.

"Kami bangga, 18 dari 31 produk kerajinan yang dikirim Indonesia berhasil meraih penghargaan UNESCO Award of Excellence for Handicrafts 2012. Ini berarti produk kerajinan Indonesia sudah berhasil diakui di tingkat internasional setelah melalui seleksi ketat," kata Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen Hesti Indah Kresnarini di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, kegiatan UNESCO Award of Excellence for Handicrafts 2012 diselenggarakan di Malaysia oleh UNESCO bekerja sama antara lain dengan Kementerian Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia.

Sebanyak 119 produk kerajinan dari Asia Tenggara yang berasal dari Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam diseleksi oleh tim juri pada 23-26 September 2012 di Kuching, Malaysia.

Sejumlah produk kerajinan Indonesia yang memperoleh penghargaan adalah Songket Shoulder Cloth, Saluak Laka Songket Shoulder Cloth, Hand Drawn Batik Cloth, The Wave of Nusa Penida, Woven Cloth with Batik, Ulap Doyo Slippers, Ulap Doyo, Tenun Songket Sambas, Red Dinggul, Keban Bronai-Mendong baskets, Earth dan Layer Vase.

Selain itu, produk Bowl (Tamarind Wood), Cooper Hangin Lamp "Gong Lorigi", Chicken Cage Copper Lamp with Mega Mendung Batik Motifs, The Leaf of Life, Inspiration from Nage Tribe Choker and Earrings, Incung Kincai Filigree Brooch, Silver Jewellery, serta Table Runner from Recycled Cement Sack Papers.

Ia mengharapkan, melalui penghargaan itu perajin dapat terus memacu kreativitasnya dalam membuat kriya yang berbasis kekayaan budaya dan tradisi, dengan terus berinovasi sehingga dapat menjadi produk kerajinan yang kontemporer, mengikuti selera pasar serta berdaya saing tinggi.

"Hal tersebut pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan perajin," katanya.

Hesti juga mengatakan, produk pemenang penghargaan UNESCO Award of Excellence for Handicrafts akan dipamerkan dalam pameran kerajinan terbesar se-Asia Pasifik di Kuwait pada kuartal pertama 2013.

Sebelumnya, pengakuan batik oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia berasal dari Indonesia dinilai mampu mendongkrak pendapatan para perajin kain tradisional khas Nusantara itu.

"Dengan adanya pengakuan UNESCO itu, maka potensi batik meningkat hingga mencapai 300 persen,"  kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti setelah menghadiri pembahasan strategi dalam menghadapi Forum Budaya Dunia (WCF) di Nusa Dua, Bali, Senin (22/10).

Ia menjelaskan, pendapatan itu paling banyak diperoleh dari pembelian hak cipta, di samping penjualan produk untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri.(M040/SKD)