Upaya pemerintah mendirikan sekolah darurat pascagempa Sulteng

id Sekolah darurat,tenda,lindu,dikbud sulteng

Upaya pemerintah mendirikan sekolah darurat pascagempa Sulteng

Tenda sekolah darurat selesai dirikan di halaman depan SDN Anca Desa Anca, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Minggu (21/10). Anak-anak peserta didik tampak antusias dan senang dengan keberadaan sekolah darurat tersebut. (Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi)

Palu (Antaranews Sulteng) - Salah satu kegiatan prioritas dalam masa tanggap darurat Tahap II penanganan bencana alam Sulteng yang akan berakhir 26 Oktober 2018 adalah memastikan bahwa sekolah-sekolah sudah menjalankan aktivitas belajar-mengajar meski penyelenggaraannya di tempat darurat.

Untuk itu pemerintah sedang giat melakukan berbagai terobosan agar kegiatan belajar mengajar di daerah terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong segera pulih meski banyak sarana pendidikan yang rusak parah akibat bencana.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng mencatat hingga 13 Oktober 2018, terdapat 1.141 sekolah terdampat, sebagian besar di Donggala yakni 494 sekolah, Kota Palu 328 sekolah, Sigi 228 sekolah dan Parigi Moutong 91 sekolah.

Ruang kelas yang rusak berat tercatat mencapai 1.150 ruang, rusak sedang 1.993 ruang dan rusak ringan 2.594 ruang.

Jumlah siswa terdampak masing-masing 64 meninggal dunia, 115 hilang, enam luka berat103 dirawat inap dan 46.730 orang mengungsi dan siswa yang orang tuanya meninggal 835 orang. Sedangkan guru terdampak masing-masing 23 meninggal dunia, 18 hilang, 3 luka berat, 211 rawat inap 3.455 mengungsi dan yang rumahnya hancur 131 orang.

Salah satu cara yang ditempuh untuk segera mefungsikan kembali kegiatan pendidikan adalah mencari dan menyalurkan tenda untuk sekolah darurat, dengan prioritas daerah terjauh dan terparah terdampak bencana.

Salah satu wilayah terparah yang saat ini masih terisolasi adalah Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi.

Kontributor Kantor Berita Antara Muh. Arsyandi yang mengunjungi Kecamatan Lindu bersama anggota TNI menggunakan helikopter melaporkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulteng dibantu TNI, Minggu (21/10) menyalurkan enam tenda sekolah darurat lewat jalur udara di empat desa.

Banyak sarana pendidikan khususnya Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut rusak parah akibat diguncang gempa bermagnitudo 7,4 Jumat, 28 Septemebr 2018.

"Di Kecamatan Lindu ini ada 10 TK dan PAUD , 13 SD, 2 Madrasah Ibtidaiyah, 2 SMP, dan satu SMA yang rusak parah," kata Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lindu Efraim saat membantu pendistribusian dan pendirian sekolah tenda darurat di Desa Puroo, Minggu (21/10) siang.

Sejak bencana hingga kemarin , kata Efraim, kegiatan belajar mengajar di seluruh sarana pendidikan di Kecamatan Lindu masih lumpuh.

Penyebabnya bukan karena fasilitas belajar mengajar yang kurang atau tidak memadai, tetapi karena peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, masih trauma melakukan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas dan kantor.

"Anak-anak di sini trauma sekali. Mereka tidak berani masuk ke dalam rumah kalau tidak ditemani. Apalagi mau berlama-lama," kata Kepala Sekolah SD Bala Keselamatan Puroo, Sianti.

Bahkan saking traumanya, kata Sianti, anak-anak di sana selalu kagetan dan histeris kala mendengar suara atau bunyi-bunyian yang menggelegar.

"Kalau mereka dengar suara benda jatuh seperti gelas, mereka langsung teriak-teriak ketakutan. Ada yang sampai lari bahkan teriak minta tolong," aku Sianti.
 
SD BK Puroo di Desa Puroo Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi rata dengan tanah. (Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi)

Karena itu, Sianti dan tenaga pendidik lainnya di Kecamatan Lindu, hingga Minggu (22/10) lebih fokus memulihkan kondisi psikis anak-anak dan peserta didik di wilayah yang dikenal dengan keindahan alam Danau Lindu-nya itu.

Arlina, guru di SDN Desa Anca mengatakan saat ini mereka fokus memulihkan kondisi psikis peserta didiknya. Metode yang mereka lakukan adalah mengajak anak-anak bermain permainan apa saja.

"Seperti main bola dan permainan lainnya. Dengan begitu kita harapan trauma yang dialami anak-anak berangsur-angsur dapat hilang. Awal-awal waktu habis bencana mereka selalu murung dan banyak diam, namun kini mulai bangkit kembali rasa percaya diri dan keberanian mereka," ujar Arlina.

Dengan adanya bantuan sekolah tenda darurat, Arlina bersyukur sebab mulai saat ini , peserta didik di SDN Anca dapat kembali melakukan kegiatan belajar mengajar seperti sedia kala.

Baca juga: Unicef bantu Sulteng 400 tenda untuk sekolah darurat
Baca juga: Kemendikbud bangun 333 unit sekolah darurat
Baca juga: Siswa SMK Amelia Palu Belajar Di Tenda Darurat


Pasang enam tenda

Kepala Dinas Dikbud Sulteng Irwan Lahace menjelaskan sebanyak enam tenda sekolah darat didirikan di kawasan Lindu sebagai sarana darurat penyelenggaraan pendidikan yang bersumber dari bantuan Unicef.

Tenda-tenda itu akan disebar ke SDN Langko di Desa Langko, SDN Inpres Tomado dan SMP 14 Sigi di Desa Tomado, SDN Anca di Desa Anca, SDN Puroo di Desa Puroo dan SMP Satu Atap 2 Sigi di Desa Olu.

"Saya sudah mengimbau kepada kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan di Kecamatan Lindu ini agar mulai Senin (22/10) kegiatan belajar mengajar sudah kembali aktif. Apalagi ulangan semester ganjil akan dimulai awal bulan Desember," kata Irwan di sela-sela memantau dan meninjau pendistribusian dan pendirian tenda sekolah darurat di Desa Puroo, Minggu.

Irwan mengatakan berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan Disdikbud Sulteng, seluruh tenaga pendidik dan kependidikan harus kembali aktif dan berada di sarana pendidikan masing-masing mulai 8 Oktober.

Ia tidak mewajibkan tenaga pendidik dan kependidikan agar aktif melangsungkan kegiatan belajar mengajar waktu itu mengingat saat itu masih banyak tenaga pendidik dan peserta didik yang trauma dan berada di pengungsian di berbagai daerah.

"Minggu pertama kita fokus melaksanakan penyembuhan trauma (trauma healing) tenaga pendidik, kependidikan dan peserta didik. Minggu ke dua juga begitu. Minggu ketiga hingga sekarang kita upayakan pelan-pelan agar kegiatan belajar mengajar kembali berjalan seperti sediakala," kata Irwan.

Irwan berharap saat masa tanggap darurat bencana selesai, 26 Oktober nanti seluruh peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan di wilayah terdampak bencana sudah kembali melakuak kegiatan belajar dan mengajar seperti semula.

Kepala Lembaga Penjaminan Mutu dan Penduduk Sulteng Muhammad Askari mengatakan tenda untuk sekolah darurat berjumlah 1.042 dari kebutuhan 1.439 buah .

Tenda-tenda tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Unicef dan LSM dan lembaga sosial lainnya dari dalam dan luar negeri.

"Kita berharap dan menargetkan semua sekolah tenda darurat dapat terdistrubsi dan berdiri paling lambat akhir masa tanggap darurat tahap II yakni 26 Oktober nanti," ucap Askari .

Bagi sekolah yang belum terdata mendapatkan bantuan tenda sekolah darurat tersebut, Askari mengimbau agar segera mendatangi LPMP Sulteng untuk selanjutnya didata dan diberi pelatihan singkat tatacara mendirikan tenda sekolah darurat itu.
 
Ratusan tenda untuk sekolah darurat bantuan Unicef telah tiba di Palu dan siap didistribusikan. (Antaranews Sulteng/Istimewa)