Presiden Jokowi tekankan pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru
Inovasi adalah kata kunci. Oleh karena itu, perguruan tinggi jangan lagi terjebak dalam rutinitas, cara-cara baru harus kita kembangkan, keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus terus ditumbuhkan, kreasi baru harus difasilitasi dan dikemb
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menekankan pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru dan inovasi dan kreasi adalah kata kuncinya.
Presiden Joko Widodo dalam pidato ilmiah Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya (UB) yang diselenggarakan secara daring di gedung Widyaloka kampus setempat, Selasa, mengatakan inovasi menjadi langkah penting untuk mengembangkan dunia pendidikan.
"Inovasi adalah kata kunci. Oleh karena itu, perguruan tinggi jangan lagi terjebak dalam rutinitas, cara-cara baru harus kita kembangkan, keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus terus ditumbuhkan, kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan. Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru," ungkap Presiden Jokowi.
Menurut presiden, pendidikan tinggi merupakan organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi. Inovasi menjadi kata kunci. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak terjebak dalam rutinitas, melainkan harus mengembangkan cara-cara baru.
Keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi, lanjutnya, harus ditumbuhkan. Mahasiswa harus difasilitasi agar bisa belajar kepada siapa saja, baik pada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan, dan para pelaku lapangan lainnya.
Presiden Jokowi mengatakan kerja sama dengan para praktisi ini bukan hanya untuk memberikan pengalaman kerja kepada para mahasiswa, tetapi juga bisa bekerja sama untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi, dunia industri, sekaligus pengembangan ilmu-ilmu murni.
"Pandemi COVID-19 memaksa kita bekerja melampaui batasan. Perekonomian sudah mulai sedikit bangkit dan akan terus bangkit di tengah persaingan global yang sangat ketat. Ini membutuhkan kesiapan kita, terutama dalam pengembangan talenta unggul Indonesia yang berkarakter kebangsaan kuat, inovatif, kompetitif, dan mampu memenangkan kompetisi dunia yang penuh dengan disrupsi dan ketidakpastian," paparnya.
Presiden mengatakan selama pandemi ini 132 paten telah diajukan para inventor UB, dimana jumlah tersebut tertinggi di Indonesia dalam kategori universitas. Oleh karena itu, Presiden berharap IPTEK unggul produk UB tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Saya berharap tidak berhenti pada jumlah paten, tetapi harus dilanjutkan dengan jalinan kerja sama untuk memperkuat hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi itu, melalui kolaborasi antara universitas dengan dunia industri untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden berpesan bahwa pendidikan tinggi harus membangun karakter generasi muda dengan jiwa kebangsaan yang kokoh, memegang teguh Pancasila, menghargai kebhinekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan antikorupsi serta penuh toleransi, dan menghargai demokrasi.
"Saya yakin UB mampu memberi kontribusi besar bagi Indonesia maju yang kita cita-citakan. Selamat atas Dies Natalis ke-58, semoga UB tetap menjadi tempat untuk membangun kemuliaan masa depan,” pungkasnya.
Presiden Joko Widodo dalam pidato ilmiah Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya (UB) yang diselenggarakan secara daring di gedung Widyaloka kampus setempat, Selasa, mengatakan inovasi menjadi langkah penting untuk mengembangkan dunia pendidikan.
"Inovasi adalah kata kunci. Oleh karena itu, perguruan tinggi jangan lagi terjebak dalam rutinitas, cara-cara baru harus kita kembangkan, keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus terus ditumbuhkan, kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan. Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru," ungkap Presiden Jokowi.
Menurut presiden, pendidikan tinggi merupakan organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi. Inovasi menjadi kata kunci. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak terjebak dalam rutinitas, melainkan harus mengembangkan cara-cara baru.
Keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi, lanjutnya, harus ditumbuhkan. Mahasiswa harus difasilitasi agar bisa belajar kepada siapa saja, baik pada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan, dan para pelaku lapangan lainnya.
Presiden Jokowi mengatakan kerja sama dengan para praktisi ini bukan hanya untuk memberikan pengalaman kerja kepada para mahasiswa, tetapi juga bisa bekerja sama untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi, dunia industri, sekaligus pengembangan ilmu-ilmu murni.
"Pandemi COVID-19 memaksa kita bekerja melampaui batasan. Perekonomian sudah mulai sedikit bangkit dan akan terus bangkit di tengah persaingan global yang sangat ketat. Ini membutuhkan kesiapan kita, terutama dalam pengembangan talenta unggul Indonesia yang berkarakter kebangsaan kuat, inovatif, kompetitif, dan mampu memenangkan kompetisi dunia yang penuh dengan disrupsi dan ketidakpastian," paparnya.
Presiden mengatakan selama pandemi ini 132 paten telah diajukan para inventor UB, dimana jumlah tersebut tertinggi di Indonesia dalam kategori universitas. Oleh karena itu, Presiden berharap IPTEK unggul produk UB tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Saya berharap tidak berhenti pada jumlah paten, tetapi harus dilanjutkan dengan jalinan kerja sama untuk memperkuat hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi itu, melalui kolaborasi antara universitas dengan dunia industri untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden berpesan bahwa pendidikan tinggi harus membangun karakter generasi muda dengan jiwa kebangsaan yang kokoh, memegang teguh Pancasila, menghargai kebhinekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan antikorupsi serta penuh toleransi, dan menghargai demokrasi.
"Saya yakin UB mampu memberi kontribusi besar bagi Indonesia maju yang kita cita-citakan. Selamat atas Dies Natalis ke-58, semoga UB tetap menjadi tempat untuk membangun kemuliaan masa depan,” pungkasnya.