Warga Lembantongoa masih takut ke kebun pascaserangan teroris

id lembantongoa, teroris,MIT

Warga Lembantongoa masih takut ke kebun pascaserangan teroris

Desa Lembantongoa,Kecamatan Palolo,Kabupaten Sigi. (Antara/Anas Masa)

Saya sendiri tetap pergi ke sawah, tetapi pukul 12.00 Wita sudah harus kembali ke rumah
Sigi,Sulteng (ANTARA) - Warga di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, hingga kini masih takut beraktivitas di kebun pascaserangan teroris beberapa waktu lalu yang menewaskan empat orang meninggal dunia yang diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Huber, seorang anggota kelompok tani Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Senin mengatakan umumnya petani sampai sekarang ini masih takut beraktivitas di kebun karena kuatir akan keselamatan jiwa mareka.

Namun, karena di desak oleh kebutuhan hidup, warga memberanikan diri ke kebun, tetapi cepat pulang ke rumah. 

"Saya sendiri tetap pergi ke sawah, tetapi pukul 12.00 Wita sudah harus kembali ke rumah," kata dia.

Begitu pula dengan lainnya tetap pergi ke kebun untuk mengambil sayuran, namun harus buru-buru pulang, sebab masih merasa takut dengan kejadian tewasnya empat warga 
Dusun Lewono, Desa Lembantongan, Kecamatan Palolo, awal Desember 2020, yang diduga dilakukan anggota kelompok MIT Poso.

Mereka juga membakar beberapa rumah warga transmigrasi lokal di Dusun Lewono, tetapi rumah yang dibakar anggota MIT tersebut, sekarang sudah dibangun kembali oleh personil Polri/TNI.

Hal senada juga disampaikan Marthen, salah seorang petani Desa Lembantongoa. 

Ia mengatakan umumnya masyarakat masih merasa takut untuk beraktivitas di kebun.

"Tetapi karena butuh makan, ya dengan sedikit keberanian terpaksa harus pergi ke kebun untuk mengambil sayur atau ubi kayu dan talas untuk dimasak buat makan sehari-hari," katanya.

Dia mengatakan sebelum peristiwa mengenaskan tersebut, petani biasanya pergi ke kebun dan baru pulang menjelang sore hari, bahkan ada yang bermalam di kebun.

Kekuatiran warga tersebut masih menyelimuti mereka karena hingga kini petugas gabungan TNI/Polri yang diterjunkan memburu dan menangkap para pelaku belum juga berhasil.

"Kami baru bisa tenang dan merasa aman untuk beraktivitas di kebun, jika aparat sudah berhasil menangkap semua anggota kelompok MIT," katanya.