FKUB: Sulawesi Tengah kehilangan seorang tokoh intelektual

id Aminudin Ponulele, meninggal dunia, mantan gubernur, sulteng,FKUB Sulawesi Tengah kehilangan seorang tokoh,Sulawesi Teng

FKUB:  Sulawesi Tengah kehilangan seorang tokoh intelektual

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah kehilangan seorang tokoh intelektual Prof Aminudin Ponulele mantan Gubernur Sulteng yang meninggal dunia pada usia 82 tahun, Rabu (27/1).
 
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, sebagai umat beragama tentu kematian bagian dari takdir Tuhan yang harus kita terima dengan lapang dada dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin menanggapi kabar duka mantan Gubernur Sulteng Prof Aminudin Ponulele, di Palu, Rabu.
 
Menurut dia, Prof Aminudin seorang putra daerah merupakan tokoh panutan di provinsi itu yang semasa hidupnya telah berkontribusi banyak terhadap pembangunan maupun peningkatan Sumber Daya Manusi (SDM) Sulteng, baik dari sisi sebagai seorang birokrat, politisi maupun akademisi, karena almarhum telah melalui tiga karier itu selama masa hidupnya.
 
Selama berkarier, almarhum sempat menjabat sebagai Rektor Universitas Tadulako (UNTAD) Palu pada tahun 1994-1998, lalu menjabat sebagai Gubernur Sulteng ke-13 di tahun 2001 hingga 2006, dan karier politik sebagai Ketua DPRD Sulteng sejak periode 1988-2001 dan 2009-2019, termasuk di daulat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar di provinsi tersebut.
 
"Jarang kita menemukan pada satu pribadi dengan tiga keunggulan, dibuktikan dengan sejumlah jabatan diemban," ujar Ketua MUI Palu ini.
 
Dia menilai, di satu sisi kehilangan tokoh, namun di sisi lain perlu mempersiapkan kader daerah agar dapat mengikuti jejak almarhum.
Prof Aminudin juga, katanya, seorang jurnalis sekaligus anggota Badan Pengawas dan Pertimbangan PWI Pusat di Palu tahun 1991 yang juga mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) 1992 hingga 1997.
 
"Keluarga ditinggalkan wajar kalau bersedih, namun kesedihan itu jangan terlalu berlarut. Kemudian sebagai manusia biasa almarhum kemungkinan ada kesalahan dan kehilafan, maka sudah sepatutnya sebagai umat beragama kita memberikan maaf," ucap Zainal.
 
Prof Aminuddin menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Budi Agung Palu, Rabu (27/1) sekitar pukul 10:55 WITA.
 
Kepergian almarhum meninggalkan seorang isteri, Dra Hj Nurhayati Ponulele, MSi dan rencananya jenazah dimakamkan pada Kamis (28/1) di tempat pemakaman Keluarga Desa Mpanau, Kabupaten Sigi Pukul 10.00 WITA, saat ini jenazah masih disemayamkan di rumah duka Jalan Lasoso Palu.