Pemkab Sigi gencarkan sosialisasi bahaya HIV AIDS kepada generasi muda
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menggencarkan sosialisasi untuk mengenalkan bahaya HIV AIDS kepada masyarakat khususnya generasi muda di daerah itu.
"Perlu meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada seluruh lapisan masyarakat tentang upaya pencegahan HIV AIDS," ucap Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi saat menyampaikan arahan dalam pertemuan kemitraan lintas program Dinas Kesehatan, Puskesmas dan pendampingan ODHA Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Sigi, Rabu.
Pertemuan itu mengangkat tema "wujudkan sinergi dan kolaborasi dalam upaya pengendalian HIV AIDS menuju three zeroes 2030".
Samuel mengatakan sosialisasi itu dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka langsung atau melalui media cetak, maupun elektronik, atau melalui media kesenian tradisional.
Ia mengatakan hal ini dimaksudkan agar informasi atau pesan yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat setempat.
"Kegiatan KIE merupakan salah satu strategi penyebarluasan informasi dasar tentang HIV secara merata agar semua lapisan masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pengendalian HIV AIDS," ujarnya.
Samuel mengemukakan dalam rangka mewujudkan komitmen pencapaian three zero tahun 2.030 yang meliputi zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) diperlukan kolaborasi yang maksimal dengan semua sektor termasuk dengan masyarakat.
Ia juga menekankan kepada semua Puskesmas di Sigi agar tidak menolak pasien penderita HIV AIDS yang datang berobat menggunakan kartu program Sigi Masagena.
Terkait hal itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Sigi Hasiaty Ponulele mengatakan bahwa tujuan pertemuan ini untuk menyatukan persepsi dan langkah demi menyelesaikan masalah yang ada dalam penanggulangan HIV AIDS.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi penemuan kasus HIV AIDS secara komulatif sejak tahun 2002 sampai dengan 2021 yang terinfeksi HIV sebanyak 203 kasus atau 58 persen.
Hasiaty menerangkan HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan.
"Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain," kata dia.
Sementara AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh.
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker.
"Perlu meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada seluruh lapisan masyarakat tentang upaya pencegahan HIV AIDS," ucap Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi saat menyampaikan arahan dalam pertemuan kemitraan lintas program Dinas Kesehatan, Puskesmas dan pendampingan ODHA Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Sigi, Rabu.
Pertemuan itu mengangkat tema "wujudkan sinergi dan kolaborasi dalam upaya pengendalian HIV AIDS menuju three zeroes 2030".
Samuel mengatakan sosialisasi itu dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka langsung atau melalui media cetak, maupun elektronik, atau melalui media kesenian tradisional.
Ia mengatakan hal ini dimaksudkan agar informasi atau pesan yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat setempat.
"Kegiatan KIE merupakan salah satu strategi penyebarluasan informasi dasar tentang HIV secara merata agar semua lapisan masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pengendalian HIV AIDS," ujarnya.
Samuel mengemukakan dalam rangka mewujudkan komitmen pencapaian three zero tahun 2.030 yang meliputi zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) diperlukan kolaborasi yang maksimal dengan semua sektor termasuk dengan masyarakat.
Ia juga menekankan kepada semua Puskesmas di Sigi agar tidak menolak pasien penderita HIV AIDS yang datang berobat menggunakan kartu program Sigi Masagena.
Terkait hal itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Sigi Hasiaty Ponulele mengatakan bahwa tujuan pertemuan ini untuk menyatukan persepsi dan langkah demi menyelesaikan masalah yang ada dalam penanggulangan HIV AIDS.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi penemuan kasus HIV AIDS secara komulatif sejak tahun 2002 sampai dengan 2021 yang terinfeksi HIV sebanyak 203 kasus atau 58 persen.
Hasiaty menerangkan HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan.
"Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain," kata dia.
Sementara AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh.
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker.