Jakarta (ANTARA) - PT Bank BTPN Syariah Tbk menyalurkan pembiayaan sebesar Rp9,5 triliun sepanjang 2020 meski di tengah pandemi, meningkat 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp9 triliun.
"Kami percaya selalu ada upaya terbaik untuk melewati setiap tantangan. Alhamdulillah, sampai akhir tahun 2020, Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp9,5 triliun, tumbuh 6 persen dibanding periode sebelumnya Rp9 triliun," kata Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Hadi menuturkan, pertumbuhan pembiayaan yang sehat tersebut juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang baik. Emiten berkode saham BTPS itu berhasil menjaga tingkat pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) di posisi 1,9 persen.
Hadi meyakini, dalam melayani segmen prasejahtera produktif yang menjadi fokus BTPN Syariah, langkah berkesinambungan dalam memberdayakan yang telah dilakukan lebih dari satu dekade menjadi salah satu faktor penting dalam membantu menghadapi situasi sulit nasabah seperti di masa pandemi ini.
Hubungan yang dijalin secara intensif serta terukur dari para bankir pemberdaya di lapangan yang disebut “community officer”, lanjjutnya, menumbuhkan kepercayaan yang positif di diri nasabah bahwa mereka bisa menghadapi tantangan dengan optimis dan tangguh bersama.
"Banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam masa pandemi ini. Pelan tapi pasti, kami menyaksikan nasabah kami terus bergerak menjadi adaptif, kreatif, positif dan pantang menyerah dalam menghidupkan kembali maupun menjalankan usahanya," ujar Hadi.
Hadi menambahkan, upaya BTPN Syariah sejak awal dalam membangun empat perilaku unggul (BDKS) yaitu Berani, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu menjadi amunisi nasabah dalam menjalani usaha di tengah pandemi. Nasabah menjadi gigih dan tangguh sehingga roda usahanya bisa kembali dan terus berjalan.
"Meski begitu, kami menyadari bahwa BTPN Syariah bukanlah satu-satunya yang menjadi faktor penentu pencapaian tersebut. Peran semua stakeholder juga menjadi penentu yang signifikan, seperti karyawan yang disebut bankir pemberdaya, gigih dalam menjalankan amanahnya, nasabah pendanaan yang mempercayakan dana mereka untuk disalurkan kepada seluruh nasabah prasejahtera produktif, para pemegang saham yang merestui aspirasi bank serta dukungan dari regulator serta pemerintah yang terus berupaya terbaik melalui progam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," kata Hadi.
Adapun sampai akhir Desember 2020, BTPN Syariah masih memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang kuat di posisi 49,4 persen, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 7 persen (yoy) menjadi Rp16.,4 triliun dari Rp15,4 triliun. Sementara itu, Dana pihak ketiga tumbuh 4 persen (yoy) menjadi Rp9,8 triliun dari Rp9,4 triliun dan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp855 miliar.