Palu (ANTARA) -
KPwBI dan Hebitren bangun kemandirian ekonomi pesantren di Sulawesi Tengah
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) dan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) berkolaborasi membangun kemandirian ekonomi pesantren di Sulawesi Tengah, berbasis syariah.
"Pesantren dapat menjalankan ekonomi bisnis untuk mendirikan ekonomi mereka, dan kami siap berkolaborasi untuk membantu kemandirian tersebut," kata Kepala KPwBI Sulteng Rony Hartawan pada pengukuhan pengurus Hebitren Sulteng di Palu, Kamis.
Ia mengemukakan melalui Hebitren, pesantren diharapkan dapat membangun kebersamaan dan menciptakan replikasi bisnis, supaya ekonomi pesantren dapat meningkat sehingga dapat membiayai diri sendiri untuk kemajuannya.
Di Sulteng, sekitar 15 pesantren yang telah menjadi binaan KPwBI diintervensi pengembangan ekonomi bisnis syariah, melalui penguatan sumber daya manusia (SDM) mengelola Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun Industri Kecil dan Menengah (IKM).
"Beragam bisnis yang ditekuni pesantren binaan kami, ada di sektor jasa yakni bisnis laundry, kuliner, minuman, barbershop, kemudian di bidang pertanian maupun peternakan dan sebagainya," ujarnya.
15 pesantren binaan BI tersebut, juga sebagai anggota pengurus Hebitren Sulteng, yang mana perkumpulan ekonomi bisnis pesantren tersebut telah berlangsung kurang lebih lima tahun, dan Sulteng merupakan wilayah ke 32 yang pengurus-nya dikukuhkan.
Ia mengemukakan, model bisnis seperti ini memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan sumber ekonomi baru, baik ekonomi hijau maupun ekonomi biru, termasuk syariah juga masuk kategori ekonomi baru.
"Ini menjadi komitmen kami dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, salah satu fokus dalam saat ini yakni pemberdayaan pesantren melalui Hebitren," kata Rony.
Ia berharap, ke depan lebih banyak pesantren di Sulteng bergabung dengan Hebitren supaya tercipta iklim ekonomi bisnis yang lebih memberdayakan satu sama lain.