Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis paru lulusan Universitas Brawijaya Sylvia Sagita Siahaan mengatakan, long COVID bukanlah COVID-19 yang masih terjadi melainkan keluhan pasca pasien sembuh.
"Mereka (dengan long COVID) terus ada keluhan dan ternyata paling banyak dirasakan dari paru seperti sesak, batuk. Di organ lain termasuk jantung, berhubungan dengan sel saraf, gangguan penciuman, kelainan otak seperti sering linglung, lupa dan cenderung seperti depresi," kata dia dalam bincang interaktif yang digelar INSISI, Kamis (11/2) malam.
Keluhan ini umumnya dialami mereka yang terkena COVID-19 gejala sedang dan berat atau kritis. Durasi keluhan bisa berbulan-bulan meskipun hasil pemeriksaan klinis menunjukkan kondisi pasien sudah normal.
"Ada pasien saya post (COVID-19) dari ICU, masih muda. Sudah selesai terkena COVID-19 dia merasa takut bersepeda, apalagi kalau sendirian. Takut tidak bisa pada trek menanjak, cemas tiba-tiba sesak. Padahal secara pemeriksaan tidak apa-apa," tutur Sylvia.
Kriteria seseorang dinyatakan sembuh dari COVID-19 saat hasil tes PCR menunjukkan dua kali negatif dalam jangka waktu lebih dari 24 jam. Jadi, apabila dua hasil tes PCR sudah menyatakan negatif barulah dia disebut sembuh, terutama apabila disertai perbaikan dari hasil pemeriksaan klinis seperti rontgen ataupun laboratorium.
Menurut Sylvia, penyintas COVID-19 yang kembali menjalani perawatan karena merasakan gejala penyakit akibat virus SARS-CoV-2 kemungkinan mengalami long COVID bukannya reinfeksi yang kasusnya relatif jarang.
"Yang penting kalau sudah melawati masa akut COVID-19, sudah ada konversi swab atau sempat negatif dengan perbaikan klinis, saya rasa dia sudah sembuh. Secara teori memang virus hanya 10 hari ada di dalam tubuh, hanya di satu sisi penyakit ini baru masih banyak yang harus kita pelajari," tutur dia.
Perbaikan gejala yang merupakan sisa kerusakan akibat COVID-19 biasanya membutuhkan waktu. Orang perlu menyesuaikan kondisi diri saat akan melakukan aktivitas atau dengan kata lain tak memaksakan diri.
Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Vito A. Damay mengingatkan penyitas COVID-19 sembari menunggu gejala pulih tetap memberikan tubuh asupan makanan bergizi seimbang, termasuk protein dan zat miko.
"Asupan gizi dipenuhi, makan protein yang banyak supaya pembentukan sel kembali baik, konsumsi zinc, antioksidan, vitamin E untuk pemulihan," ujar dia.
Berita Terkait
Presiden: Penurunan populasi kelas menengah problem hampir semua negara
Sabtu, 31 Agustus 2024 8:19 Wib
Juara Olimpiade Noah Lyles positif COVID-19
Jumat, 9 Agustus 2024 9:00 Wib
Jepang alami lonjakan kasus COVID-19
Sabtu, 27 Juli 2024 11:55 Wib
Varian baru COVID-19 landa Australia
Sabtu, 20 Juli 2024 18:16 Wib
Biden dinyatakan positif COVID-19 saat kampanye di Las Vegas
Kamis, 18 Juli 2024 8:44 Wib
Erick Thohir arahkan transformasi untuk Yayasan BUMN
Jumat, 5 Juli 2024 19:41 Wib
Jamaah diminta laporkan kondisi kesehatan ke puskesmas usai berhaji
Rabu, 3 Juli 2024 13:28 Wib
Waspadai potensi peningkatan COVID-19 dengan prokes dan PHBS
Selasa, 28 Mei 2024 13:09 Wib