Eijkman: Perkuat kapasitas untuk perluas cakupan tes lacak kasus COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan perlu penguatan kapasitas laboratorium dan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan perluasan cakupan tes dan pelacakan kasus COVID-19.
"Tentunya kemampuan laboratoriumnya harus diperluas, saat ini memang sudah ada lebih dari 800 laboratorium di seluruh Indonesia yang bisa melakukan tes PCR, tapi distribusinya juga harus dipastikan semakin bisa menjangkau daerah-daerah terpencil itu semakin baik," kata Amin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Amin menuturkan Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terbentuk dari beribu-ribu pulau sehingga cakupan tes dan pelacakan kasus COVID-19 juga harus memadai sampai ke daerah-daerah terpencil.
"Karena Indonesia itu kan luas dan juga struktur geografisnya pulau-pulau, jadi masalah transportasi sampel itu juga menjadi kendala, kita harus menambah jumlahnya, kapasitasnya, tentu masalah SDM-nya juga harus disiapkan," ujarnya.
Dia menuturkan perlu diperhatikan dengan baik transportasi sampel atau spesimen yang diambil dari suspek COVID-19 untuk diperiksa di laboratorium terutama dari daerah terpencil sehingga sampel tersebut tetap dalam kondisi bagus saat sampai di laboratorium.
Pemerintah Indonesia terus memperkuat kapasitas dan memperluas cakupan tes dan pelacakan kasus COVID-19 sehingga bisa melakukan intervensi kesehatan segera ketika kasus COVID-19 ditemukan di masyarakat dan mencegah penularan ke banyak orang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4642/2021 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019, ada 742 Laboratorium yang tergabung dalam jejaring. Namun saat ini jumlah laboratorium mengalami perkembangan.
Peningkatan jumlah dan kapasitas laboratorium tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tes COVID-19 dan untuk kepentingan diagnosa penyakit.
"Tentunya kemampuan laboratoriumnya harus diperluas, saat ini memang sudah ada lebih dari 800 laboratorium di seluruh Indonesia yang bisa melakukan tes PCR, tapi distribusinya juga harus dipastikan semakin bisa menjangkau daerah-daerah terpencil itu semakin baik," kata Amin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Amin menuturkan Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terbentuk dari beribu-ribu pulau sehingga cakupan tes dan pelacakan kasus COVID-19 juga harus memadai sampai ke daerah-daerah terpencil.
"Karena Indonesia itu kan luas dan juga struktur geografisnya pulau-pulau, jadi masalah transportasi sampel itu juga menjadi kendala, kita harus menambah jumlahnya, kapasitasnya, tentu masalah SDM-nya juga harus disiapkan," ujarnya.
Dia menuturkan perlu diperhatikan dengan baik transportasi sampel atau spesimen yang diambil dari suspek COVID-19 untuk diperiksa di laboratorium terutama dari daerah terpencil sehingga sampel tersebut tetap dalam kondisi bagus saat sampai di laboratorium.
Pemerintah Indonesia terus memperkuat kapasitas dan memperluas cakupan tes dan pelacakan kasus COVID-19 sehingga bisa melakukan intervensi kesehatan segera ketika kasus COVID-19 ditemukan di masyarakat dan mencegah penularan ke banyak orang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4642/2021 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019, ada 742 Laboratorium yang tergabung dalam jejaring. Namun saat ini jumlah laboratorium mengalami perkembangan.
Peningkatan jumlah dan kapasitas laboratorium tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tes COVID-19 dan untuk kepentingan diagnosa penyakit.