Poso (antarasulteng.com) – Anggota DPD RI dr Delis Hehi, MARS menekankan kepada seluruh mahasiswa agar tegar menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dengan bersifat kreatif membuat terobosan baru dan tidak sekedar mengejar gelar kesarjanaan.
"Mahasiswa jangan hanya fokus mengejar gelar sarjana, tetapi harus meningkatkan kualitas diri dengan kreativitas dan sikap inovatif, sebab dalam era MEA, sarjana yang tidak berkualitas akan tergusur dari kompetisi yang semakin mengglobal," katanya saat menjadi pembicara pada seminar di Universitas Kristen Tentena (Unkrit) di Kota Tentena, Kabupaten Poso, Senin (16/5).
Unkrit Tnetena menggelar seminar itu untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi MEA. Seminar sehari itu dihadiri Rektor Sekolah Tinggi Telogia (STT) Tentena, Rektor Unkrit, Pdt Dra Lies Sigilipu Saino, MSi dan seluruh mahasiswa STT dan Unkrit.
Menurut Delis Hehi, bila mahasiswa terpinggirkan dalam era MEA maka negara ini akan ketambahan penganguran. Karena itu mahasiswa harus pintar membuat terobosan usaha untuk menciptakan pekerjaan yang produktif untuk diri sendiri.
Ia memberi contoh mahasiswa yang tengah kuliah perlu membuat usaha-usaha untuk membantu ekonomi keluarga, dengan tidak selalu mengandalkan gelar.
Ia juga menunjuk sebuah perusahaan asal Tiongkok yang menggunakan tenaga kerja pencangkul tanah dari Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa pekerja Indonesia belum berkualitas untuk menjadi karyawan pencangkul tanah.
"Ini bau tahap mencangkul tanah, orang kita sudah tidak digunakan, bagaimana untuk level-level lebih tinggi yang menuntut skill yang lebih besar," ungkapnya.
Ia juga mendorong para mahasiswa untu memiliki setifikat kompetensi untuk 12 prioritas dalam era MEA. Tujuannya untuk mengembangkan dan menerapkan sekema sertifikasi Asean Internasional sehingga tenaga kerja Indonesia bisa diterima bekerja di negara-negara Asean lainnya.
Sementara itu Rektor Unkrit Lies Sigilipu Saino memberi semangat kepada mahasiswa untuk terus berjuang merebut gelar sarjana yang berkualitas dan kompeten agar bisa diterima bekerja di perusahaan-perusahaan Indonesia dan Asean.
"Sebab pegawai negeri sipil (PNS) bukan satu-stunya pekerjaan yang harus dicari, namun banyak lapangan pekerjaan selain PNS yang dapat menghidupkan ekonomi keluarga dan negara," ujarnya.
Ia menambahkan "mahasiswa jangan mati di lumbung kita sendiri, olehnya terus berjuang untuk menjadi sarjana yang berkualitas. Jika kita hanya diam, marilah kita mati sama-sama," ujarnya.