Jakarta (antarasulteng.com) - EgyptAir MS804 yang jatuh ke Laut Tengah pekan lalu ternyata tidak berbelok sebelum pesawat ini jatuh, kata para pejabat senior Mesir. Pernyataan ini sangat berbeda dari pernyataan kementerian pertahanan Mesir bahwa pesawat itu telah berbelok tajam.
Perbedaan versi MS804 antara Kairo dan Athena itu muncul setelah upaya bersama internasional di udara dan laut untuk mencari kotak hitam dan serpihan lain EgyptAir MS804 yang jatuh ke laut untuk menewaskan semua dari 66 orang yang diangkutnya.
Kepala jasa penyedia navigasi udara milik pemerintah Mesir, Ehab Azmy, mengatakan bahwa pesawat itu tidak berbelok atau kehilangan ketinggian sebelum hilang dari pantauan radar.
Azmy mengatakan bacaan radar menunjukkan pesawat itu terbang pada ketinggian normal 37.000 kaki (11.270 meter) pada menit-menit sebelum hilang.
"Fakta itu menghapus apa yang pihak Yunani katakan mengenai pesawat itu yang disebut tiba-tiba kehilangan ketinggian sebelum hilang dari radar," sambung dia .
"Tidak ada pembelokkan ke kanan atau ke kiri, dan pesawat itu baik-baik saja ketika memasuki (wilayah udara) Mesir, yang perlu sekitar satu atau dua menit sebelum hilang," tambah Azmy.
Pekan lalu menteri pertahanan Yunani Panos Kammenos menyatakan pesawat itu terbang normal melalui wilayah udara Yunani sebelum tiba-tiba berbelok tajam.
"Pesawat itu mengambil sudut 90 derajat berbelok ke kiri dan berbelok 360 derajat ke kanan, turun dari ketinggian 37.000 kaki ke 15.000 kaki dan sinyalnya hilang pada ketinggian sekitar 10.000 kaki," kata dia.
Pejabat senior Mesir lainnya, Ehab Mohieeldin, mengatakan bahwa para pejabat Mesir memang bisa menjejak pesawat itu di radar selama satu menit sebelum jatuh namun tak bisa berkomunikasi dengan awak.
Penyidik kecelakaan udara lainnya, Hani Galal, mengatakan bahwa kotak hitam pesawat akan dianalisis di Mesir jika ditemukan, namun akan dikirimkan ke luar negeri untuk dianalisis jika ditemukan dalam keadaan rusak, demikian The Guardian.