Mengintip keindahan pariwisata prioritas Pulau Padamarang Sulawesi Tenggara

id Pulau Padamarang,Disparekaf Sultra,Pariwisata Prioritas Oleh La Ode Muh. Deden Saputra

Mengintip keindahan pariwisata prioritas Pulau Padamarang Sulawesi Tenggara

Keindahan puncak Pulau Labengki Bak Pulau Padar NTT. (Antara/La Ode Muh Deden Saputra)

Kendari (ANTARA) -  Pulau Padamarang di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) dikenal memiliki panorama yang elok. Berdiri di puncak tertinggi di pulau itu bak berada di Pulau Padar, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemandangan dua anak bukit di pulau itu, yang dikelilingi lautan serta panorama matahari terbit,  sangat memanjakan mata para pengunjung.

Pulau Padamarang  secara geografis berada di Teluk Bone, Desa Towua, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka. Destinasi wisata itu telah masuk sebagai satu dari tujuh kawasan pariwisata prioritas di Sultra.

Untuk menikmati keindahan puncak Pulau Padamarang, para wisatawan biasanya melakukan pendakian pada dini hari. Sebab, para wisatawan mengejar waktu untuk dapat menyaksikan matahari terbit atau “sunrise”.

Namun, jika kurang beruntung karena cuaca yang mendung, para wisatawan bisa menikmati keindahan kabut tebal yang menyelimuti pulau itu yang  memberi sensasi seperti berada di atas awan.
 

Keindahan puncak Pulau Labengki Bak Pulau Padar NTT. (Antara/La Ode Muh Deden Saputra)

Di puncak Pulau Padamarang yang ketinggiannya sekitar 650 meter di atas permukaan laut (mdpl), para wisatawan juga bisa melihat pemandangan seperti di Pulau Padar di NTT dengan bonus matahari yang menyembul tepat di tengah antara dua bukit kecil pulau tersebut. Sesekali, para wisatawan bisa pula menyaksikan burung-burung penghuni pulau itu berterbangan.

Seperti diketahui, Pulau Padar adalah merupakan pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca di NTT. Pulau tersebut cukup dekat ke Pulau Rinca  dan dipisahkan oleh Selat Lintah. Kawasan ini juga biasa dikunjungi wisatawan.

Namun, untuk sampai ke puncak Pulau Padamarang di Sultra, para wisatawan harus menyiapkan stamina yang baik.  Sebab, untuk mendaki puncak, para wisatawan dihadapkan dengan bebatuan lepas tanah yang seperti pasir dan licin. Apalagi ketika saat datang hujan, para wisatawan harus lebih berhati-hati.

Sejak  keindahan Pulau Padamarang  mulai terekspos sekitar tahun 2019, pemerintah setempat mulai mendorong agar pulau tersebut menjadi sebagai salah satu ikon pariwisata guna menarik kunjungan wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara.

Salah satu upaya Pemerintah Provinsi Sultra dalam mendorong Pulau Padamarang, yakni dengan memasukkan pulau tersebut ke dalam satu dari tujuh pariwisata prioritas di Sultra.

Pemprov Sultra memasukkan Pulau Padamarang menjadi pariwisata prioritas berdasarkan  Surat Keputusan (SK) Gubernur Sultra, H. Ali, dengan Nomor 310 Tahun 2022 tentang Penetapan Sulawesi Tenggara Penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Wakatobi.

Transportasi laut

Untuk ke Pulau Padamarang, pengunjung harus menggunakan transportasi laut dari pelabuhan di Kolaka. Para wisatawan biasanya menggunakan kapal nelayan di pelelangan ikan di Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka.

Tarif sewa kapal nelayan di pelelangan itu juga cukup bervariasi, mulai dari Rp 1 juta hingga RP 1,5 juta, tergantung dari besar dan jumlah kapasitas kapal. Harga tersebut juga sudah termasuk biaya pengantaran dan penjemputan wisatawan.

Saat tiba di pulau yang disebut sebagai surga wisatawan yang tersembunyi di Kabupaten Kolaka itu, garis pantai yang indah sudah memanjakan mata para wisatawan dengan air yang jernih, serta pasir putih yang menghiasi pulau tersebut.

Salah seorang wisatawan yang ditemui di lokasi wisata tersebut, Singgih Agung,  mengatakan dirinya sudah beberapa kali pergi ke Pulau Padamarang dengan menggunakan kapal nelayan bersama rekan-rekannya yang juga merupakan anak pecinta alam.

Setiap ke Pulau Padamarang, ia dan rekan-rekannya selalu melakukan pendakian pada pukul 03.00 WITA dengan estimasi pendakian ke puncak sekitar 2-3 jam lamanya.

“Jadi, kalau kita tiba sore di pulau itu, kita langsung mendirikan tenda dan setelah itu kita langsung mandi di laut dan menikmati keindahan bawah lautnya dengan ber-snorkeling,” ujar Singgih Agung.

Pria yang akrab disapa Agung itu menuturkan setelah menikmati keindahan lautnya, dia kemudian mengajak rekan-rekannya untuk menyiapkan santap malam. “Di sana itu harus pintar manajemen waktu. Karena harus cepat tidur untuk menyiapkan fisik melakukan pendakian pada waktu menjelang subuh,” katanya.

Dalam pendakian yang kurang lebih ditempuhdengan waktu  2-3 jam itu, sangatlah berat, karena medan yang cukup menantang. Meski demikian, hal itu tidak menurunkan niat pengunjung untuk menggapai puncak pulau itu.

“Memang cukup capek saat mendaki, banyak rintangan dihadapi. Tapi, setiba di atas puncak semuanya terbayarkan dengan keindahan yang disuguhkan. Pertama kali saya naik ke atas itu , saya sangat kaget. Setiba di atas kami bisa melihat  pemandangan yang  indah dari Pulau Padamarang,” kata Agung menambahkan. 

Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra Ammarie,  menjelaskan bahwa Pulau Padamarang merupakan taman wisata alam laut yang ditetapkan dalam SK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sama dengan Pulau Labengki di Konawe Utara, keduanya memiliki daya tarik karena pemandangannya yang indah. Pulau Padamarang memiliki landasan kebijakan untuk dikembangkan. Pengelolaan kawasan tersebut diatur oleh Kementerian KLHK.

Kepulauan Padamarang  dan sekitarnya luasnya mencapai  36.000 hektare. Kawasan tersebut pernah diusulkan untuk dijadikan taman wisata alam laut dengan  terbitnya rekomendasi Gubernur KDH TK I Sulawesi Tenggara No. 521.51/2221 tanggal 10 Juni 1997, dan SK Bupati  Kolaka No. 522.3/30/96 pada bulan Pebruari 1996.

Pada tahun 2003 ditunjuk sebagai kawasan pelestarian alam dengan fungsi taman wisata alam laut berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 94/Kpts-II/2003 tanggal 19 Maret 2003. Kepulauan Padamarang memiliki eksosistem laut yang kaya, maupun flora dan fauna yang beragam.

Dengan terus menata serta mengembangkan potensi destinasi wisatanya, Pemprov Sultra bertekad dapat menggaet 6,6 juta wisatawan pada 2023, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.