Palu (ANTARA) -
Pemerintah mulai melakukan normalisasi sungai dan saluran air pascabanjir menerjang dua kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
"Proses normalisasi sedang berlangsung di sejumlah sungai di Kecamatan Balinggi dan Torue," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Amiruddin dihubungi dari Palu, Selasa.
Ia mengemukakan normalisasi sungai salah satu prioritas yang dilakukan saat ini selain pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana banjir.
Hasil kajian pemerintah, katanya, banjir akibat tanggul jebol di sejumlah sungai sehingga material lumpur dan kayu menghantam pemukiman warga.
"Tiga instansi mengambil peran kegiatan normalisasi, yakni BPBD Parigi Moutong, BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III, dan ketiganya sudah dibagi wilayah kerja," ujarnya.
Ia memaparkan normalisasi Sungai Purwokerto, daerah aliran sungai (DAS) Desa Balinggi Jati, dan desa lainnya di Kecamatan Balinggi yang mengalami tanggul jebol dilaksanakan BPBD Sulteng.
Penanganan saluran pembuangan Taman Sari Desa Balinggi Jati ditangani BPBD Parigi Moutong, termasuk Sungai Tolai di Kecamatan Torue dan penanganan sungai di Dusun Gitgit Desa Balinggi oleh BWSS III.
"Kolaborasi seperti ini penting, supaya kondisinya cepat pulih dan tidak lagi memberikan ancaman terhadap warga sekitar bila sewaktu-waktu terjadi hujan lebat dengan durasi waktu lama," kata dia.
Menurut kajian BPBD setempat, Parigi Moutong rawan bencana hidrometeorologi, berupa banjir, karena faktor geografis, sebab daerah ini memiliki banyak DAS.
Dalam peristiwa banjir, wilayah terdampak parah di Kecamatan Balinggi. Data sementara BPBD setempat, sekitar 3.555 jiwa atau 1.082 kepala keluarga (KK) terdampak bencana tersebut dan saat ini sekitar 41 warga mengungsi.
"Di masa tanggap darurat selama 14 hari, kami fokus pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak," katanya.