Poso (antarasulteng.com) - Festival Danau Poso (FDP) yang selama ini digelar oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah dengan menghadirkan peserta dari seluruh kabupaten dan kota se-Provinsi Sulteng, mulai tahun ini akan diselenggarakan sendiri oleh Pemerintah Kabupaten Poso.
"Tahun ini, FDP akan dilaksanakan sendiri oleh Pemkab Poso. Kita rencanakan Oktober 2016, namun tanggal pastinya belum ditetapkan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemkab Poso Putra Botilangi di Poso, Rabu.
Ia mengemukakan alasan Pemkab Poso mengelar FDP tanpa kehadiran kontingen dari kabupaten/kota se-Sulteng adalah karena hampir semua kabupaten dan Kota Palu telah memliki iven pariwisata sendiri-sendiri yang juga dilaksanakan setiap tahun.
"Kalau dulu kabupaten yang hadir di FDP itu belum memiliki even pariwisata tersendiri di derahnya, tetapi sekarang mereka sudah punya iven tetap setiap tahun," ujarnya.
Kota Palu, misalnya, pada September ini akan menggelar Festival Pesona Palu Nomoni, Pemkab Tojo Unauna telah menggelar Festival Kepulauan Togean dan Kabupaten Parigi Moutong akan menyelenggarakan Festival Pesona Teluk Tomini.
Terkait informasi yang menyebutkan bahwa Dinas Pariwisata Sulteng akan mwenggelar FDP di PPulau Bali, Putra mengatakan, itu hanya sebatas promosi budaya Sulteng saja, tetapi acara FDP sendiri tetap akan digelar Poso yang akan dihadiri kontingen dari seluruh kecamatan, kelurahan dan desa.
Sementara kegiatan perlombaan dan pertadingan pada acara FDP tersebut tetap sama dengan FDP-FDP sebelumnya.
"Kalau jenis kegiatannya sama dengan tahun sebelumnya, seperti pemilihan Putra Putri Danau Poso, pergelaran seni tari dan lagu serta permainan tradisional," katanya.
FDP digelar sejak tahun 1980-an dan menjadi kalender tetap kegiatan pariwisata nasional Kementerian Pariwisata dan selalu ramai dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri dan dipusatkan di Kota Tentena, pinggiran Danau Poso.
Di lokasi ini, pemerintah pusat membangun kawasan khusus kegiatan FDP yang menghabiskan dana miliaran rupiah, namun kini kondisinya sangat mnemprihatinkan karena tidak terpelihara lagi.
Penyelenggaraan FDP sempat terhenti selama beberapa tahun akibat konflik horizontal di Poso pada tahun 2000 dan kembali dihidupkan setelah situasi Poso kondusif namun tidak lagi meriah seperti dekade 80-an dan 90-an.