KBRI Tripoli tangani kasus penganiayaan pekerja Indonesia di Libya

id pekerja migran indonesia,perlindungan WNI,KBRI Tripoli,Libya

KBRI Tripoli tangani kasus penganiayaan pekerja Indonesia di Libya

Tangkapan layar pekerja migran Indonesia asal Lombok Timur, Sri Muliemi, mengaku mendapatkan kekerasan fisik dari majikan ketika bekerja di Libya. (ANTARA/HO-TikTok @hailotim)

Jakarta (ANTARA) - KBRI Tripoli telah menerima pengaduan dari SM, seorang pekerja migran Indonesia yang diduga mengalami kekerasan fisik dari pihak majikan di Libya.
 

Dalam video yang beredar di media sosial, pekerja asal Lombok Timur itu mengaku awalnya dijanjikan bekerja di Turki, tetapi pada kenyataannya malah dibawa ke Libya.

“KBRI Tripoli segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pelacakan terhadap lokasi dan nomor kontak SM. Pada 15 Juni 2023, KBRI telah berhasil berkomunikasi langsung dengan SM,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkat, Jumat.

Lewat komunikasi tersebut, diketahui SM berada di Benghazi yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari Tripoli.

“Dia sudah dipindahkan dari rumah majikan dan saat ini aman berada di kantor agensi,” tutur Judha.

KBRI Tripoli telah mengajukan izin kepada Kemlu Libya untuk melakukan kunjungan ke Benghazi.

Pertemuan dengan SM di Benghazi dijadwalkan dilakukan pada 18 Juni 2023 untuk memastikan terpenuhinya hak-haknya sesuai dengan hukum yang berlaku di Libya.

KBRI juga telah menghubungi pihak keluarga dan BP3MI NTB untuk menyampaikan langkah penanganan.