Gempa bumi sebelumnya tercatat bermagnitudo 5,2 berpusat di darat, tepatnya di koordinat 1,19 lintang selatan dan 120,26 bujur timur atau 47 kilometer timur laut Sigi dengan kedalaman 16 kilometer.
Ia menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser.
Gempa bumi tersebut, getarannya dirasakan di Kabupaten Sigi pada skala intensitas III-IV MMI, dimana dapat dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah, serta dapat menyebabkan gerabah pecah dan pintu maupun jendela berderit.
Sedangkan di Kota Palu pada skala intensitas III MMI dengan getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu.
Hendrik menuturkan meskipun gempa bumi cukup kuat dirasakan oleh masyarakat, sampai saat ini belum ada laporan terkait kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Meski demikian, Ia mengimbau warga agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta melakukan pemeriksaan untuk memastikan bangunan tempat tinggal tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Ia juga mengimbau warga untuk memperhatikan lokasi titik kumpul yang aman dan akses menuju jalur evakuasi saat terjadi gempa bumi di wilayah masing-masing.
"Contoh sederhana perkuat tiang kolom dan balok struktur rumah, melekatkan lemari ke dinding, dan jangan menaruh barang-barang berat di atas lemari, sebab takutnya kalau ada gempa benda-benda bisa bergeser dan jatuh," katanya.
Langkah mitigasi gempa bumi lain yang bisa dijalankan, yakni menyiapkan rencana penyelamatan diri apabila terjadi gempa bumi, memahami langkah-langkah yang mesti dilakukan saat terjadi gempa bumi, menyiapkan alat pemadam kebakaran serta alat keselamatan standar dan obat-obatan, memastikan bangunan rumah tahan gempa, dan memperhatikan daerah-daerah yang dinilai rawan mengalami gempa bumi.