Jakarta (ANTARA) -
“Kedua, tanyakan, ada apa, apa kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi dan apa yang dirasakan akhir-akhir ini? tetapi, ingat, jangan menanyakan hal-hal yang tidak enak,” ujarnya.
Satu tantangan besar ketika menanyakan kondisi seseorang, kata dia, kecenderungan kita untuk tidak benar-benar mendengarkan, tetapi hanya sekadar penasaran, ingin tahu, atau kadang malah berujung pada menceritakan masalah pribadi sendiri.
“Tantangan terbesarnya itu, maka selanjutnya yang perlu kita lakukan yakni dengarkan. Dengarkan karena memang kita ada di sampingnya untuk mendengarkan, bukan untuk menceritakan masalah pribadi, menasehati, menceramahi, menghakimi, dan lain sebagainya,” ucap Gina.
Kemudian, mengarahkan. “Arahkan ke keluarga atau teman-temannya kalau memang kita merasa mereka bisa menjadi sistem yang mendukung korban, atau arahkan ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan apabila memang kita merasa mereka perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius,” katanya.
Selain itu bisa juga arahkan ke media sosial. "Yang penting arahkan kemana saja yang kita tahu, karena orang yang punya keinginan bunuh diri, tidak bisa berpikir yang lain, sehingga orang lain bisa membantu mengarahkan,” imbuhnya.
Tugas terakhir sebagai orang terdekat yakni menemani korban. “Temani mereka setiap waktu untuk mengakses keluarga, teman, dan fasilitas layanan kesehatan,” tuturnya.
Gina memaparkan ada beberapa tanda yang bisa dikenali dari seseorang yang ingin bunuh diri yakni dari pikiran, perasaan, dan perilaku.
Orang yang ingin bunuh diri cenderung pesimis dan merasa tidak punya masa depan. Kemudian, cenderung sedih terus-menerus, kosong, hampa, tidak berdaya, dan frustrasi.
“Dan dari segi perilaku, mereka cenderung menarik diri dari biasanya, atau bahkan biasanya yang tidak pernah mau berkumpul, tiba-tiba semua orang ditemui, yang mengindikasikan kalau dia ingin mengucapkan perpisahan,” katanya.
Sesuai dengan tema Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh setiap 10 September, kata dia, , masyarakat bisa berperan aktif memberikan ruang bercerita, mendengarkan, dan menjadi teman bagi seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa demi mencegahnya bunuh diri.