Sistem peringatan dini mudah dimengerti tekan risiko bencana

id BMKG ,Peringatan dini ,Bencana

Sistem peringatan dini mudah dimengerti tekan risiko bencana

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) dalam diskusi panel "Early Warning, Early Action" di Markas PBB, Amerika Serikat. (FOTO ANTARA/HO-BMKG)

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sistem peringatan dini dengan cara mudah dimengerti masyarakat dapat menekan risiko bencana.

"Indonesia memiliki banyak sekali ancaman bencana alam, dengan jumlah populasi yang mencapai 275 juta orang, kami berupaya membangun sistem peringatan dini yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mempersempit kesenjangan dalam mendapatkan akses untuk keselamatan mereka," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan sistem peringatan dini bukan sebatas penyebaran informasi atau sirine dengan suara yang keras. Namun harus didukung oleh pemahaman masyarakat akan risiko bencana yang dihadapi serta cara penyelamatan diri secara mandiri, cepat dan tepat.

Dalam diskusi panel "Early Warning, Early Action" di PBB, Amerika Serikat, Dwikorita menekankan pelibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama membangun sistem peringatan dini yang andal dan resilien.

"Pengetahuan, teknologi dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat terkait bencana dan multi-bencana, dapat semakin memperkuat keberhasilan sistem peringatan dini yang dibangun pemerintah," katanya.

Ia mengatakan literasi, edukasi dan advokasi kebencanaan harus diberikan terus menerus secara berkelanjutan kepada masyarakat dan seluruh pihak terkait, termasuk pimpinan daerah, pemegang kebijakan dan pihak swasta.

Dari sisi komunikasi, lanjut dia, peringatan dini tersebut harus disebarluaskan secara merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang terancam bencana, dengan isi pesan dan instruksi yang jelas serta mudah dipahami untuk segera ditindaklanjuti dengan aksi yang cepat dan tepat.

"Tantangan terkait komunikasi adalah putusnya jaringan komunikasi di daerah bencana, hal ini perlu perhatian khusus, yakni dengan menyediakan saluran komunikasi berbasis satelit. Dengan begitu alur komunikasi tetap berjalan dengan lancar meskipun terjadi kerusakan infrastruktur karena bencana," katanya.

Pengetahuan teknologi dan kearifan lokal masyarakat terkait bencana dapat memperkuat keberhasilan sistem peringatan dini yang dibangun pemerintah, demikian Dwikorita Karnawati.