Dia mengatakan kegiatan rehabilitasi dilakukan usai kawasan Gunung Bromo mengalami kebakaran yang disebabkan adanya suar yang dipakai dalam sesi foto pranikah.
"Kejadian itu mengakibatkan area lahan yang terbakar mencapai 989 hektare," katanya.
Areal kawasan Gunung Bromo yang terbakar berada di medan yang beragam. Oleh karena itu, KLHK sedang mempelajari bagaimana upaya pemulihan yang efektif untuk mengembalikan ekosistem yang terdampak.
"Kami juga melihat bagaimana pemulihan itu dilakukan dengan intervensi dan suksesi alami masih kami pelajari, karena medannya beragam, apalagi ada savana pasir kira-kira 6 ribuan hektare dari 50 ribu hektare," kata Siti.
KLHK melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya dalam mengembalikan ekosistem di kawasan yang terbakar.
Siti mengungkapkan ada banyak aspek yang harus dibangun kembali untuk wilayah yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tersebut.
Dia juga mengajak pihak lain untuk bekerja sama, seperti USAID. Hal ini karena keberadaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang sangat strategis dan dikenal secara nasional maupun internasional.