Banyak-banyaklah bergerak meski sebagai karyawan yang sibuk

id berolahraga, gaya hidup sehat,Latihan kekuatan otot,olahraga,hidup sehat

Banyak-banyaklah bergerak meski sebagai karyawan yang sibuk

Arsip foto - Sejumlah peserta mengikuti senam yoga dalam Qi Renew The Power of Yoga and Find Your Balance di halaman Bogor Creative Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/10/2023). Kegiatan senam yoga massal yang diselenggarakan oleh penggagas aplikasi Habuds Irene Tanihaha tersebut diikuti sebanyak 500 peserta dengan tujuan untuk memotivasi masyarakat agar mengadopsi gaya hidup sehat dan aktif. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww)

Jakarta (ANTARA) - Head of Department Underwriting Sequis dr. Fridolin Seto Pandu mengingatkan orang-orang agar banyak bergerak meski bekerja sebagai karyawan kantor yang sibuk, demi menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh.

"Seringkali sibuk dan pekerjaan dijadikan alasan menunda olahraga. Mulai saja dengan sering bergerak, berjalan kaki, dan naik turun tangga. Saat libur tiba, sebaiknya jadikan olahraga sebagai kegiatan rutin," kata Fridolin melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/1).

Melakukan aktivitas fisik hingga berolahraga rutin harus menjadi kebiasaan. Orang-orang bisa mulai beraktivitas dan berolahraga ringan dengan intensitas rendah sekitar 30 menit per hari (150 menit per minggu), lalu meningkatkan aktivitas menjadi intensitas sedang.

"Bagi yang sudah terbiasa olahraga dan kondisi badan dalam keadaan bugar tidak menjadi masalah jika ingin meningkatkan olahraga dengan intensitas berat,” kata Fridolin.



Selain itu, imbuh dia, sebaiknya perhatikan juga kesehatan otot, dengan melakukan latihan kekuatan otot karena bermanfaat seperti menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan diabetes, meningkatkan kepadatan tulang, dan menurunkan lemak tubuh.

Selain tentang aktif bergerak, Fridolin juga mengingatkan orang-orang agar menerapkan gaya hidup sehat lainnya termasuk memperhatikan asupan makanan dan minuman agar terhindar dari berbagai penyakit degeneratif, yakni penyakit kronis yang dapat terjadi karena menurunnya fungsi organ atau jaringan.

Makanan dapat membantu tubuh mendapatkan energi agar dapat beraktivitas, membantu menjaga imunitas, dan sumber pertumbuhan otak dan tinggi badan anak. Tetapi, makanan juga dapat menjadi sumber penyakit jika tidak higienis, dikonsumsi berlebihan, dan tidak mengandung nilai gizi esensial bagi tubuh, serta berlebihan mengonsumsi makanan olahan.



Mengelola stres juga menjadi bagian dari gaya hidup sehat, seperti serangkaian program dengan teknik khusus meditasi, yoga, atau olahraga relaksasi. Kegiatan itu cukup efektif mengatasi stres.

Stres dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Saat kekebalan tubuh menurun akan mudah terserang penyakit.

"Libatkan anggota keluarga sebagai sistem pendukung agar saat ada tekanan dari luar, tidak sampai mengganggu emosi dan mental serta terhindar dari depresi," ujar Fridolin.

Terakhir, dia menyarankan masyarakat memeriksa kesehatan rutin guna mendeteksi gangguan kesehatan sejak dini dan memungkinkan penanganan medis lebih cepat.

Kesehatan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti genetik, usia, riwayat penyakit, dan gaya hidup.

"Itu sebabnya, pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan setidaknya setahun sekali atau sesuai saran dokter untuk mendeteksi tanda awal masalah kesehatan," kata Fridolin.