Ketua Tim Riset dari Fakultas Teknik Untad Yusnaini Arifin di Palu, Jumat, menjelaskan pemilihan Kantor Brida Provinsi Sulawesi Tengah dalam riset ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah No. 10 tahun 2019 tentang rencana umum energi daerah tahun 2019-2050.
"Dimana perumusan kebijakan tentang kewajiban pemanfaatan energi surya, PLTS rooftop on-grid untuk bangunan gedung perkantoran pemerintah pusat dan pemerintah," katanya.
Ia menjelaskan tujuan dan sasaran dari penelitian ini, yakni perancangan terkait PLTS on-grid, PLTS off-grid dan PLTS hybrid.
Perancangan ini akan dibagi menjadi dua skenario, yaitu skenario satu perancangan berdasarkan besar, demand load di Kantor Brida Sulteng yang nantinya akan ditentukan sistem PLTS-nya.
Kemudian, skenario dua adalah perancangan berdasarkan besar luasan atap di Kantor Brida dan menghitung beban kelistrikan yang dapat ditangani dengan luasan atap yang ada.
Kemudian, skenario dua adalah perancangan berdasarkan besar luasan atap di Kantor Brida dan menghitung beban kelistrikan yang dapat ditangani dengan luasan atap yang ada.
Metode penelitian, kata dia, dengan melakukan inventarisasi semua peralatan listrik di Kantor Brida beserta daya dan lamanya pengoperasian alat tersebut, serta melakukan pengukuran pada panel-panel listrik di gedung utama. Selanjutnya melakukan perancangan PLTS skenario satu berdasarkan dari beban kelistrikan yang ada di Kantor Brida.
"Pada perancangan PLTS on-grid yang telah dilakukan, meliputi jumlah modul surya, kapasitas solar charge controller (SCC), dan kapasitas inverter," ujar Yusnaini.
Sementara itu, pada perancangan PLTS off grid, meliputi jumlah modul surya, jumlah baterai, dan kapasitas inverter. Sedangkan pada perancangan PLTS Hybrid, meliputi jumlah modul surya, jumlah baterai, kapasitas SCC, dan kapasitas inverter.
Menurut dia, perancangan PLTS on-grid telah dilakukan secara teori dan secara aplikasi, sedangkan perancangan dua lainnya masih dalam proses.
Selanjutnya, kata dia, melakukan perancangan PLTS skenario dua dimana luasan atap Kantor Brida akan dimasukkan ke dalam aplikasi bernama PVSyst.
"Nantinya PVSyst tersebut akan menghitung berapa energi yang dihasilkan oleh sistem rooftop tersebut, dan selanjutnya yakni analisa biaya," ujarnya lagi.
Kepala Brida Provinsi Sulawesi Tengah Faridah Lamarauna
mengatakan dari riset PLTS ini, diharapkan dapat mengetahui nilai ekonomi dari hasil riset yang telah dilakukan.
"Selain itu juga, diharapkan hasil riset ini sudah dapat menentukan perancangan sistem PLTS tanpa harus memberikan pilihan dalam sistem perancangannya," ujarnya.
Ia juga mengharapkan tim periset dapat mengetahui lama penggunaan serta besar biaya yang digunakan dalam PLTS ini.