China, Inggris mencari kerja sama saat bertemu di Laos

id China,Inggris

China, Inggris mencari kerja sama saat bertemu di Laos

Arsip foto - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan materi saat pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (18/4/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww. (ERLANGGA BREGAS PRAKOSO/ERLANGGA BREGAS PRAKOSO)

Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi mencari kerja sama dari Inggris "untuk membuat kemajuan bersama" selama pertemuan pertamanya dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Jumat (26/7).

Lammy ditunjuk pada awal Juli setelah Partai Buruh mencatat kemenangan telak dalam pemilu Inggris.

Wang Yi dan Lammy bertemu di Vientiane, ibu kota Laos, yang menjadi tuan rumah pertemuan tahunan pada menteri luar negeri dari blok regional Asia Tenggara.

"China bersedia membangun kerangka kerja bilateral yang positif dan stabil dengan Inggris dan memperlancar jalur komunikasi," kata Wang kepada Lammy, menurut pernyataan yang dirilis oleh Beijing.

Dengan menekankan pada "keuntungan bersama dan situasi yang saling menguntungkan" dari hubungan China-Inggris, Wang mengatakan: "Kedua belah pihak dapat saling melengkapi kekuatan dan bekerja sama untuk membuat kemajuan bersama."

"China bersedia bekerja sama dengan Inggris untuk mengembangkan hubungan China-Inggris yang stabil dan saling menguntungkan, memanfaatkan potensi kerja sama, dan saling membantu pembangunan," kata Menlu China tersebut.

Wang meminta London untuk "membangun orientasi kebijakan yang benar, menegakkan sikap yang seimbang, pragmatis, terbuka dan kooperatif, serta memberikan harapan yang stabil dan positif bagi semua sektor di kedua negara."

Dengan menekankan pentingnya "mengelola perbedaan dengan tepat," Wang menekankan perlunya "kesetaraan dan rasa saling menghormati" dalam komunikasi dan pertukaran.

Dia mendesak Inggris untuk "memberikan lingkungan bisnis yang adil, jujur dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan China."

Volume perdagangan tahunan antara kedua negara tersebut sekitar 116 miliar dolar (sekitar Rp1.891 triliun) tahun lalu.

Lammy menyatakan kesediaan Inggris untuk "menjaga komunikasi dan pertukaran dengan China untuk mengembangkan hubungan Inggris-China yang dapat diprediksi, saling menghormati, dan stabil dalam jangka panjang," menurut pernyataan dari Beijing.

Dia juga menegaskan kembali bahwa posisi Inggris terhadap kebijakan satu China tidak berubah.

Wang dan Lammy membahas isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama, termasuk perang di Ukraina.

Sumber: Anadolu