Poso Genjot Program "sekali Sehari Tanpa Nasi"

id nasi

Poso Genjot Program "sekali Sehari Tanpa Nasi"

Nasi Goreng (antaranews)

Dalam sehari itu `kan tiga kali makan, masyarakat diupayakan satu kali makan tanpa nasi, namun makan ubi kayu, ubi jalar atau jagung
Poso, (antarasulteng.com) - Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Poso, Sulawesi Tngah, menggenjot sosialisasi dan implementasi program "Sehari Sekali Makan Tanpa Nasi" kepada seluruh masyarakat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Poso, Ambrosius Tokare mengemukakan di Poso, Kamis, upaya tersebut untuk mendukung program Bupati Poso Darmin Sigilipu.

Bupati memprogramkan masyarakat dengan mengonsumi makanan non beras sekali dalam sehari. Sekali dalam sehari makan ubi kayu atau jagung.

Ambrosius menyebutkan pihaknya terus mengupayakan agar masyarakat tidak terus-menerus bergantung pada nasi, dengan mulai membiasakan mengonsumsi ubi dan jagung yang juga sehat untuk tubuh.

Selain mengenyangkan, konsumsi umbi-umbian dan jagung juga banyak manfaatnya bagi tubuh manusia.

"Dalam sehari itu `kan tiga kali makan, masyarakat diupayakan satu kali makan tanpa nasi, namun makan ubi kayu, ubi jalar atau jagung," ujar Ambrosius.

Dia mengatakan, hanya tiga kecamatan yang belum dilakukan sosialisasi ini, yakni Poso Kota, Lage dan Poso Pesisir Selatan.

Sementara untuk mendukung program itu, Dinas Ketahanan Pangan akan membantu memberikan bibit jagung manis, jagung pulut, ubi kayu dan ubi jalar serta mesin pengolahan.

Bantuan itu akan diberikan kepada masyarakat melalui kelompok wanita tani yang terbentuk di setiap desa agar masyarakat dapat mengelola makanan ubi atau jagung dengan cara yang lain.

"Kami juga akan membantu memberikan bibit-bibit tersebut berikut mesin pengolahan pangan melalui kelompok wanita tani di setiap desa," katanya.

Dia mengakui kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi nasi masih sangat sulit untuk dilepaskan, namun jika dilakukan secara berangsur-angsur akhirnya akan terbiasa.

Menurut dia, program tersebut dapat membantu ekonomi masyarakat dengan menghemat keuangan karena tidak membeli beras, namun hanya memanfaatkan pekarangan untuk menanam ubi atau jagung. (skd)