Ia mengatakan pengelolaan hutan berkelanjutan sangat penting bagi kelestarian alam di wilayah Sulteng dan meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi masyarakat di daerah ini.
Pemprov Sulteng ajak BPKHTL Palu untuk kolaborasi kelola hutan berkelanjutan
Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengajak Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL) Wilayah XVI Palu untuk berkolaborasi bersama pemerintah daerah dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.
Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulteng Novalina di Palu, Selasa, mengatakan Provinsi Sulawesi Tengah memiliki keunikan flora dan fauna tersendiri yang disebut Wallacea.
"Oleh karena itu, saya berharap BPKHTL Palu dapat berkolaborasi dengan pemda dalam melaksanakan implementasi pengelolaan hutan berkelanjutan untuk kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan pengelolaan hutan berkelanjutan sangat penting bagi kelestarian alam di wilayah Sulteng dan meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi masyarakat di daerah ini.
Ia mengatakan pengelolaan hutan berkelanjutan sangat penting bagi kelestarian alam di wilayah Sulteng dan meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi masyarakat di daerah ini.
Ia menuturkan dengan hadirnya gedung penunjang BPKHTL Palu, diharapkan dapat memberi manfaat besar bagi penguatan tugas-tugas pokok BPKHTL Palu, termasuk dalam koordinasi lintas lembaga.
Novalina meminta seluruh pihak dapat bekerja secara efektif dalam melindungi keanekaragaman hayati dan memberikan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Energi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Haruni Krisnawati mengatakan gedung penunjang BPKHTL berfungsi sebagai jendela informasi dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat.
"Selain itu, juga sebagai rumah kolaborasi serta inovasi dalam menghadapi tantangan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di masa depan," katanya.
Ia percaya dengan terwujudnya hutan yang mantap dan lingkungan berkelanjutan akan menjadi landasan penting menuju Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, ia berharap gedung penunjang ini menjadi pusat produktivitas pembangunan kehutanan dan lingkungan yang berkelanjutan.