Dua tewas dalam penembakan di sekolah di Wisconsin, AS

id Amerika serikat,Wisconsin,Madison,Sekolah,Penembakan

Dua tewas dalam penembakan di sekolah di Wisconsin, AS

Pendukung capres AS Donald Trump mengenakan perban bendera di telinganya saat menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, AS, Kamis (18/7/2024). Perban telinga menjadi tren baru bagi pendukung Trump sebagai bentuk solidaritas atas kejadian penembakan pada Trump yang melukai telinganya. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/foc.

Washington (ANTARA) - Dua orang tewas dan enam lainnya, termasuk beberapa siswa, terluka dalam penembakan di sebuah sekolah di Negara Bagian Wisconsin, Amerika Serikat, menurut kepolisian.

Insiden maut itu terjadi di Sekolah Kristen Abundant Life, yang memiliki kelas mulai dari TK hingga kelas 12, di Kota Madison.

Korban jiwa adalah seorang guru dan seorang siswa. Tersangka, yang merupakan seorang siswa, juga tewas.

"Hari ini adalah hari yang menyedihkan, tidak hanya bagi Madison tetapi juga bagi seluruh negara kita," kata Kepala Polisi Madison, Shon Barnes, saat konferensi pers.

"Setiap anak, setiap orang di gedung itu, adalah korban, dan akan menjadi korban selamanya. Trauma seperti ini tidak akan hilang begitu saja," ujarnya.

Kepolisian Madison mengatakan bahwa  jumlah korban jiwa sebanyak lima orang, yang sebelumnya diumumkan kepada pers, adalah data yang keliru.

"Jadi, ada tiga orang yang meninggal. Total yang terluka sebanyak sembilan orang, termasuk mereka yang meninggal tersebut," kata kepolisian melalui Facebook.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden telah mendapat informasi mengenai penembakan tersebut.

"Pejabat senior Gedung Putih sedang berhubungan dengan mitra lokal di Madison untuk memberikan dukungan sesuai kebutuhan," kata wakil sekretaris pers Emilie Simons dalam pernyataan.

AS sudah selama bertahun-tahun terkenal karena penembakan mematikan di sekolah, yang terjadi secara berkala dan beberapa di antaranya menewaskan puluhan korban.

Banyak kalangan di masyarakat mengecam masalah kontrol senjata yang kurang diperketat sehingga anak-anak terus menjadi korban jiwa.

 

Sumber: Anadolu